Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Maros

Tak Ingin Menyusahkan Keluarganya, Nenek Berumur 70 Tahun Ini Memilih Tinggal di Gubuk Reyot

Sudah lebih dua tahun ia tinggal di dalam gubuk tua berukuran 3x4 meter. Dulunya gubuk tersebut adalah tempat penyimpanan makanan ternak warga.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman
Ist
Nenek Hadi di gubuk miliknya, yang bertempat di perbatasan desa Tunikamasea dan Kelurahan Leang-leang, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan 

Sementara di bawah gubuknya, terdapat banyak tumpukan kayu bakar yang ia gunakan untuk memasak sehari-hari.

Diantara tumpukan kayu itulah, nenek Hadi menempatkan tungkunya untuk memasak.

“Saya tidak punya uang untuk perbaiki. keponakan saya juga sama, jadi saya tinggal di sini biar kondisinya begini," ujarnya.

Sebelum tinggal di gubuknya, Nenek Hadi juga pernah tinggal sendirian di wilayah Kelurahan Leang-leang, yang masuk dalam Kawasan ring satu Perusahaan Semen Bosowa.

Hanya saja, pihak keluarganya meminta agar ia bisa tinggal lebih dekat dengannya agar bisa diawasi.

“Dulunya tinggal di Leang-leang, Saya minta dia tinggal di rumah saya tapi juga tidak mau. Yah dikasilah tempati itu rumah kecil," ujar Pardi.

"Tante saya ini susah sekali mau diajak tinggal sama-sama, yah kita saja mengerti karena sering marah-marah begitu,” jelas keluarganya, Pardi.

Meski dalam kondisi sakit seperti sekarang, Hadi tidak pernah meminta keponakannya memasak untuknya.

Bahkan jika keponakannya melarang dia masak, Nenek Hadi justru marah dan tetap memasak untuk dirinya.

“Kita sudah larang masak, tapi marah kalau dilarang. Apalagi tempat masaknya itu di tumpukan kayu, jadi kami awasi biar tengah malam saya atau istri saya ke sini melihat kondisinya,” lanjutnya

Ironisnya, meski sudah hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun. Nenek malang ini justru tidak pernah tercatat sebagai penerima program bantuan berkala dari pemerintah.

Bahkan bantuan untuk warga miskin di masa pandemi ini pun tidak ia dapatkan dari pemerintah.

“Ia nenek ini tidak terdaftar dalam penerima bantuan, baik PKH maupun BST. Data penerimanya kan itu dari pusat. Jadi kami tidak tahu," ujar Lurah Leang-leang, Syarifuddin Talli.

Meski begitu, pihaknya tetap salurkan bantuan sembako kalau ada.

"Tapi dulunya nenek ini pernah menerima bantuan Raskin,” ujar Lurah Leang-leang, Syarifuddin Talli.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved