Khazanah Sejarah
Dari Masyarakat Seragam Menuju Komunitas Pusparagam
Ditulis Ahmad M Sewang, Guru Besar UIN Alauddin Makassar dan Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Ikatan Masjid Mubalig Indonesia Muttahidad (IMMIM)
Di samping mengakui adanya perbedaan, tetapi tidak membuat mereka bermusuhan.
• Pilkada Serentak di Tengah Ancaman Pandemi Covid-19
Imam Ahmad berpendapat misalnya bahwa tidak batal wudhu' jika keluar darah dari hidung. Berbeda dengan Imam Malik yang berpendapat sebaliknya.
Tetapi ketika Imam Ahmad ditanya, apakah engkau ingin salat di belakang Imam Malik? Beliau dengan nada tinggi menjawab,
كيف لا اصلى خلف مالك?
Bagaimana saya tidak ingin salat di belakang Imam Malik? Beliau itu Imam besar, penulis kitab al-Muwatta'.
Demikian pula Imam Syafii yang pernah salat subuh di dekat kuburan Abu Hanifah, beliau tidak kunut sebagai penghormatan kepada Abu Hanifah.
Padahal qunut bagi Syafii sunat muakkad. Mereka ternyata lebih luwes dalam mengamalkan agama.
Dalam sebuah seminar nasional beberapa tahun lewat, kerja sama salah satu media di Makassar dan DPP IMMIM, kami mengundang pembicara dari Bandung dan dari Jakarta.
Dari Jakarta diwakili oleh Imam Besar Masjid Istiqlal. Beliau membuat statemen, "Kita sekarang sedang berangkat dari satu mazhab menuju ke multi mazhab."
• New Normal, Begini Penjelasan Ketua MUI Bone Terkait Salat Berjamaah di Masjid
Netizen yang sempat membaca coretan ini, penulis mohon bantuan ditambahkan dan diperkaya agar kita secepatnya bisa melewati masa transisi ini untuk menuju pemahaman Islam yang lebih toleransi dan ramah.
Hal ini agar secepatnya bisa mengejar ketertinggalan dalam berbagai bidang kehidupan.
Walau kelihatannya masih memerlukan beberapa tahun untuk bisa melakukan perubahan secara merata seperti yang pernah diajarkan almarhum Prof Nurcholish Madjid ketika masih di Program Pascasarjana.
"Jika ingin perubahan, perlu kesabaran. Ibarat baru menjalankan kendaraan jangan langsung digas/ Sebaliknya jika mengerem tidak bisa juga langsung direm mati," pesan cendekiawan Muslim tersebut.
Karena banyak yang perlu dipersiapkan, di antaranya adalah guru yang akan mendidik murid-murid menghadapi era baru yaitu dari masyarakat tertutup menuju ke masyarakat terbuka sebagai ciri masyarakat modern. (*)
Wassalam,
Makassar, 28 Mei 2020