Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Skenario New Normal untuk Ruang Publik Informal

Dtulis DR Naidah Naing, Dosen Arsitektur UMI, Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sulsel dan Forum Dosen Majelis Tribun Timu

Editor: Jumadi Mappanganro
desi triana aswan / tribun timur
Dr. Naidah Naing, ST.,M.Si.IAI (Dosen Arsitek FT-UMI, Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sulawesi Selatan, Anggota Forum Dosen majelis Tribun Timur) 

Oleh: DR Naidah Naing, ST.,MSi.,IAI
Dosen Arsitektur UMI, Anggota Dewan Kehormatan Ikatan Arsitek Indonesia Sulawesi Selatan dan Anggota Forum Dosen Majelis Tribun Timur.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO mengatakan bahwa selama vaksin virus corona belum ditemukan, kita tidak dapat menjalani kehidupan normal, bekerja, sekolah, bersantai dan berkumpul di ruang publik atau melakukan aktifitas lain di ruang publik lagi seperti dulu.

Pandemi Covid-19 akan terus mengintai, mengancam dan menggerogoti kehidupan masyarakat dunia sampai waktu yang belum bisa diprediksi secara pasti.

Masyarakat juga sudah mulai jenuh melakukan karantina di rumah. Sementara tabungan terus menerus dikuras untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Bagi masyarakat yang bekerja disektor formal dengan gaji bulanan, hal ini bukan kendala yang berarti.

Tapi bagi masyarakat yang bekerja disektor informal yang berpenghasilan rendah dan tidak menentu serta tidak memiliki tabungan hanya untuk sekedar mempertahankan hidup sebulan kedepan, hal ini tentu menjadi permasalahan besar.

Evolusi Korona dan Maknanya

Covid-19 di Persimpangan, Bagaimana Menyikapinya

Sektor informal biasanya berada di pasar-pasar tradisional, menjadi buruh harian, pekerja lepas, pedagang kaki lima, dan sebagainya.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi pergerakan manusia di ruang publik adalah menyebabkan kehidupan masyarakat di sektor informal bergerak perlahan menuju ke titik terendah.

Saat ini 56 % angkatan kerja di Indonesia bekerja disektor Informal. Menurut Menaker, selama masa covid-19, ada sekitar 2 juta pekerja di sektor informal yang kehilangan pekerjaan karena PHK.

Diprediksi akan terus meningkat 3,5 juta hingga 8,5 juta pengangguran sepanjang tahun 2020.

Belum lagi pengusaha kecil dengan modal minim yang bergerak di UMKM seperti home industri banyak yang kolaps dan gulung tikar, terutama sektor jasa dan retail yang merupakan kebutuhan primer masyarakat kota.

Jika hal ini terus dibiarkan, kematian masyarakat disektor informal ini justru bukan karena terjangkit virus, tapi karena stress tingkat tinggi dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan primer mereka.

Apalagi beberapa pengamat ekonomi memprediksi bahwa Indonesia dan juga negara di seluruah Dunia perlahan menuju keterpurukan ekonomi cukup panjang hingga beberapa semester kedepan.

Saat ini kita mengalami krisis kesehatan yang berakibat pada krisis ekonomi.

Oleh karena itu pemerintah mulai melakukan skenario relaksasi atau pelonggaran PSBB atau perhalusan kata dari Herd Immunity dengan harapan dapat menyelamatkan ekonomi masyarakat namun tetap melakukan upaya preventif agar tidak terjangkit virus Corona.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved