Kolom Teropong
Ketika Suara Takbir Hanya Berkumandang Lirih di Masjid-Masjid Kecil Pinggiran
Sebagai umat yang beragama, kita percaya ‘bencana’ ini akan segera berakhir atas pertolongan Allah SWT.
Kita menutup Ramadan dengan salat idul fitri tanpa di lapangan terbuka. Kalaupun ada di masjid, hanya dalam jumlah yang tertentu saja.
Bahkan disarankan oleh penguasa negeri, salat idul fitri tetap dan cukup di rumah saja. Masya Allah.
Lantunan takbir sesungguhnya dapat mengguncang langit dan bumi untuk mengetuk kemahabesaran Allah sang Pencipta agar menurunkan pertolonganNya.
Namun suara takbir hanya berkumandang lirih di masjid-masjid kecil pinggiran.
Lapangan dan masjid agung terkunci dari lantunan takbir. Kosong, hening, dan sunyi dalam kesepian.
Kenyataan di atas menimbulkan sikap pro dan kontra dari umat.
Ada yang setuju, ada pula yang tidak setuju. Seorang teman professor mengatakan bahwa ini adalah ‘pertarungan’ antara iman dan aman.
• Saat Lebaran Pasien Covid-19 Tambah 32 di Sulsel, 30 Orang dari Makassar
Antara iman dan rasio. Bahkan ada yang sinis bahwa mereka yang masih saja ngotot ibadah salat di masjid termasuk kategori ‘goblok’ alias tolol bin bego.
“Sudah tahu dilarang, masih saja membangkang”, begitu katanya.
Ibadah puasa Ramadan seharusnya menjadikan kita manusia yang tangguh namun penuh empatik.
Puasa mengajarkan agar kita mampu menahan ras lapar, haus, dan segala yang dapat merusak nilai ibadah puasa kita.
Ada hal yang dihalalkan untuk dilakukan pada saat tertentu. Namun dengan puasa, kehalalan itu berubah menjadi keharaman yang berakibat sanksi berat.
Dosa kita terhadap Allah SWT akan dihapus saat kita bertobat. Namun dosa kita terhadap manusia tidak akan terhapus jika belum ada saling pemaafan.
Ego mesti ditinggalkan untuk mengakui bahwa ada dosa yang telah kita perbuat dengan sengaja maupun tidak disengaja. Baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Dengan usainya ibadah puasa yang kita lakukan selama sebulan janganlah menjadi sebuah kesia-siaan yang merugikan kita.
Puasa seyogianya menghapuskan sikap-sikap kesombongan yang ada pada diri kita. Sikap dan sifat sombong adalah milik setan terlaknat serta musuh yang nyata.
• Ayah-Bunda, Kapan Tahun Ajaran Baru Dimulai? Berikut Penjelasan Resmi Menteri Jokowi Nadiem Makarim