OPINI PAKAR
Dongkeyman Covid-19 dan Protokol New Normal Life
Bagi kultur Bugis Makassar, istilah dungu/tolo itu sangat menyakitkan. Itu menyerang tingkat kebanggaan harga diri seseorang.
Pada aspek ini, kelihatannya pada sebagian kelompok masih dianggap hal yang sederhana.
Pilihan selalu diperhadapkan pada sehat/hidup atau mati kelaparan Ini seperti dua sisi mata uang.
Meski sudah jelas dalam manajement krisis menyebut bahwa keamanan publik adalah prioritas utama menyusul ekonomi.
Pendekatan Coersive atau paksaan. Covid-19 ini paling nyaman hidup di negara yang beraliran demokrasi.
Misalnya Amerika termasuk Indonesia, Covid-19 menemukan dunia baru yang sangat subur, jumlah populasi besar, rantai pengambilan keputusan panjang dan sebagian
masyarakatnya kurang patuh.
• Bakal Lepas Gonzalo Higuain, Segini Harga Dipasang Juventus
Untuk kondisi seperti ini, sepertinya protokol new normal life perlu pengawalan yang ketat.
Protokol New Normal Life bisa berhasl bila otoritas memiliki kemampuan mengelola pandemic
Covid-19 dengan maksimal. Protokol itu hanya akan bermanfaat pada kelompok capital dan merugikan public secara umum bila sebatas kebijakan saja yang tidak disertai implementasi yang kuat.
Protokol itu seperti sebuah penyamaran dari pelonggaran social distancing yang
menyerahkan upaya perlindungan public ke diri masing masing individu.
Sementara kemandirian individu untuk melakukan upaya mitigasi terhadap covid-19 ini masih sangat terbatas dengan segala persoalan sosio kulturalnya. (*)
Makassar 25 Mei 2020.
#Well educated people and fully respect are the winner in this arena.