Kisah Soeharto Lengser Setelah 32 Tahun Berkuasa, hingga Merasa Ditinggalkan Orang Kepercayaan
Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Kesepian, menjadi satu-satunya teman yang menguatkan putusan itu di tengah huru-hara yang pecah menyelimuti negeri.
Tiga Kejadian Tak Biasa yang Dialami Soeharto Jelang Wafatnya Ibu Tien
Soeharto mengalami sejumlah hal yang tak biasa menjelang wafatnya Ibu Tien. Hal ini dikisahkan oleh seorang pengelola restoran bernama Hioe Husni Wirajaya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories" terbitan Gramedia Pustaka Utama (2011).
Saat itu Soeharto mengalami peristiwa yang tidak biasa menjelang wafatnya sang istri, Bu Tien
Dalam buku tersebut, Hioe mengaku pernah menemani Soeharto mengunjungi Pulau Tunda, pada 26 April 1996.
Saat itu, Soeharto baru saja selesai menjalankan salat Jumat.
Begitu sampai di Pulau Tunda, Soeharto langsung memancing saat sore hari.
Beberapa saat kemudian, Soeharto berhasil mendapatkan dua ekor kakap merah berukuran besar.
Namun, tiba-tiba saja muncul hujan yang disertai angin kencang, dan cuaca pun gelap.
Seketika mereka menghentikan kegiatan memancing itu.
"Pada saat itu arus bawah laut juga deras, sehingga dari kapal Lemuru yang beliau gunakan memancing, Pak Harto pindah ke Kapal Madrim yang lebih besar, dan saya ikut bersamanya,"kata Hioe.
Namun, peristiwa yang tidak biasa kembali terjadi.
Saat akan mandi, Soeharto tiba-tiba kehabisan air.
"Pak Harto tidak marah, beliau hanya meminta diberi air Aqua untuk melap tubuh. Saya menduga ada yang tidak sengaja atau lupa mematikan keran wastafel ketika mencuci tangan pada saat Bapak sedang memancing tadi,"ujar Hioe.
Tidak hanya itu, saat akan makan malam bersama para pejabat lainnya, termasuk Kepala Desa Tunda, genset di kapal tersebut tiba-tiba mati.