Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kisah Soeharto Lengser Setelah 32 Tahun Berkuasa, hingga Merasa Ditinggalkan Orang Kepercayaan

Presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
(ARSIP FOTO) KOMPAS / JB SURATNO
Jenderal Besar Soeharto berbincang dengan Jenderal Besar AH Nasution, sesaat sebelum menerima ucapan selamat pada acara silaturahmi di Istana Negara, Jakarta, Minggu (5/10/2007) siang 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Setelah 32 tahun berkuasa memimpin Indonesia menjadi Presiden kedua RI, setelah Soekarno, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 2020.

Terhitung sudah 21 tahun, momen bersejarah tersebut berlalu.

Namun, kenangan demi kenangan dari torehan sejarah akan terus di kenang.

Pasalnya, sebelum lengser era orde baru menuju reformasi sederet tragedi terjadi.

Salah satunya, Tragedi Trisakti yang hingga saat ini terus dikenang.

Dilansir dari Tribun Jogja, Soeharto menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada 21 Mei 1998.

Presiden Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998. Runtuhnya orde baru menjadi awal reformasi di Indonesia
Presiden Soeharto memutuskan mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998. Runtuhnya orde baru menjadi awal reformasi di Indonesia (Istimewa)

Ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia.

Di mana masyarakat Indonesia menyebutkan era Reformasi dan lengsernya kekuasaan rezim Orde Baru.

Mundurnya Soeharto pun terhitung sejak dia mendapat "mandat" Surat Perintah 11 Maret 1966.

Setelah bercokol selama lebih dari tiga dekade, Soeharto pun dengan tanpa diduga-duga oleh para menteri memilih mengunduran diri pada 21 Mei 1998.

Konon para spiritualis Jawa yang meyakini kepercayaan Kejawen percaya bahwa wahyu keprabon telah meninggalkan Soeharto.

Yakni sejak kepergian Ibu Tien, dua tahun sebelumnya pada April 1996.

Bagi penganut Kejawen hal itu meredupkan aura kekuasaan Soeharto.

Bahkan, saat tampil di muka umum, dia tampak renta, tanpa cahaya, sesekali matanya menerawang jauh.

Kekuasaan yang selama ini kokoh didudukinya pun melahirkan gundukan kebencian rakyat yang tak lagi merasa diayomi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved