Unhas
ASN Non Kesehatan dan Pendidikan Disarankan Jadi Gugus Tugas Pengendali Covid-19
Prof Deddy T Tikson, menyarakan adanya perubahan tupoksi bagi ASN non Kesehatan dan Pendidikan menghadapi New Normal di masa pandemi Covid-19
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
TRIBUB-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Administrasi Publik Universitas Hasanuddin, Prof (Emeritus) Deddy T Tikson, menyarakan adanya perubahan tupoksi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) non Kesehatan dan Pendidikan menghadapi New Normal di masa pandemi Covid-19 ini.
Perubahan tugas ASN ini menurutnya menjadi salah satu solusi jangka panjang di tengah kondisi penanganan Covid-19 yang belum terkendali.
Ia melihat dari sisi administrasi negara Pemerintah harus fokus pada pengendalian dan pengawasan penyebaran covid-19.
Sehingga SKPD-SKPD yang non kesehatan, non epideminiologi, dan pendidikan, harus berubah tupoksinya menjadi gugus tugas pengendali dan pengawas lapangan.
"Jadi ASN-ASN itu tidak lagi tinggal di kantor tidak kerja, tidak jelas pekerjaannya, lebih baik melakukan pengawasan di lapangan dengan berpakaian dinas di toko-toko, mesjid-mesjid, kan ada ribuan itu ASN bisa bergilir berapa jam perorang setiap hari," terangnya saat menjadi narasumber webinar peran Administrasi Publik menuju New Normal, Rabu (20/5/2020).
Dalam kesempatan itu Prof Deddy juga menegaskan bahwa pernyataan terkait berdamai dengan Covid-19 yang dilontarkan oleh pimpinan negara harus dibarengi dengan konsep penanganan yang jelas.
Ia menjelaskan bahwa Pemerintah sebagai pelaksana Administrasi Publik harus mempertimbangkan secara rasional setiap kebijakan sebelum diumumkan ke publik.
"Public Administration itu dipertimbangkan secara rasional bukan tiba masa hilang akal semisal hari ini bilang boleh salat di masjid besoknya bilang tidak, itu bukan perilaku administrasi publik," tutupnya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Puslatbang KMP-LAN Makassar, Dr Andi Taufik, bahwa kebijakan Pemerintah yang ingin berdamai dengan Covid-19 haruslah dijelaskan secara detail.
Makanya Dr Andi Taufik menyebut kepemimpinan yang kuat dan konsisten harus hadir dalam kondisi saat ini.
"Ada pelembagaan yang mana harus membuat protokol yang diaplikasi secara detail, kemudian konsisten dalam mengambil keputusan," tambahnya.
Peran Administrasi Publik
Pandemi Covid-19 masih berlangsung secara global.
Angka kasus masih terus meningkat, sementara upaya para ilmuwan menghadirkan obat atau vaksin Covid-19 belum menemui titik terang.
Sejak awal Januari 2020 hingga akhir Mei ini dampak Covid-19 menghantam seluruh sektor.
Tak hanya dari segi kesehatan, perekonomian hingga perubahan pola interaksi sosial pun mengalami perubahan signifikan.
Termasuk pula pola pengambilan kebijakan dan hal-hal yang menyangkut aktifitas kerja birokrasi dalam hal ini pelayanan secara administrasi publik pun mengalami perubahan.
Berbagai pihak pun menyebut jika di tengah kondisi Covid-19 yang terus berkepanjangan ini akan memunculkan fenomena "New Normal".
Inilah kemudian yang menjadi pembahasan dalam berbagai dialog termasuk pula yang digelar Tiksonian Community bekerjasama dengan Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KMP-LAN) RI, Rabu (20/5/2020) sore.
Kegiatan ini bekerjasama juga dengan Indonesian Association For Public Admnistration (IAPA) Sulselbar.
"Menuju New Normal dalam kondisi Covid-19 ini tentukan dibutuhkan langkah-langkah strategis dalam pembaharuan dan administrasi publik memiliki peran manajerial untuk menghasilkan hal-hal yang rasional, dari itulah diskusi ini penting adanya," ucap Andi Rahmat Hidayat selaku Moderator yang juga Dosen ilmu Administrasi Fisip Unhas.
Tiga narasumber utama dihadirkan dalam diskusi kali ini.
Yakni Prof (Emeritus) Deddy T Tikson, selaku Guru besar Administrasi Publik Unhas dan Pembina Tiksonian Community.
Kemudian Kepala Puslatbang KMP-LAN Makassar, Dr Andi Taufik dan Ketua terpilih IAPA Wilayah Sulselbar Periode 2019-2022/Dosen Ilmu Administrasi Fisip Unhas, Dr Muhammad Tang Abdullah.
Diskusi yang digelar secara virtual dengan menggunakan aplikasi Zoom diikuti 100an peserta dari berbagai kalangan.
Tentang Tiksonian Community
Tiksonian Community merupakan komunitas diskusi yang berdiri sejak tahun 2017 lalu.
Awalnya komunitas ini didirikan oleh kalangan mahasiswa S3 Ilmu Administrasi Fisip Universitas Hasanuddin bersama laboratorium kebijakan publik Unhas.
Berbagai diskusi digelar mulai dari pembahasan ilmu osial, politik dan publik administrasi.
"Kami sering mengadakan diskusi sambil ngopi bareng dan mengundang Prof Deddy sebagai narasumber tetap kami sehingga disitulah tercetus nama Tiksonian Community," ucap Amri Hans mewakili anggota Tiksonian Community.
Saat ini mereka yang tegabung dalam Tiksonian Community terdiri dari berbagai kalangan.
"Mulai dari pegiat media, NGO dan tentunya dari kalangan akademisi," tutupnya.(tribun-Timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Alfian
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)