Bocah Penjual Jalangkote Asal Maros
Beda Nasib Rizal Korban Bully di Pangkep dengan Firman, Bocah Penjual Jalangkote di Maros, Prihatin
Sungguh nasib seseorang tidak ada yang tahu. Dua sosok bocah sesama penjual jalangkote Rizal di Pangkep dan Firman di Maros itulah buktinya.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Arif Fuddin Usman
Jika pulang sekolah, Firman langsung mengambil jalangkote yang telah disediakan oleh tetangganya.
Firman kadang didampingi oleh adik kandungnya, Lasinrang yang masih berumur 7 tahun.
Firman membawa kotak jalangkote, sementara adinya bertugas membawa penyedap rasanya.
• Fakta Baru Pembunuhan dengan Motif Siri di Bantaeng, Usman Bantah Berzinah dengan Ros
• Striker Tokcer Malang Melintang Bersama PSIS, Persib, Persiba, Tapi di PSM hanya Semusim, Siapa Dia?
Warga Turikale ini, terpaksa berjualan setelah ibu kandungnya, Lina (40) menjadi janda sejak tiga tahun lalu.
Sang ayah, Haruddin meninggal karena menderita penyakit.
Lina juga bekerja sebagai tukang masak di salah satu rumah makan di Maros dengan penghasilan dibawah dari Rp 1 juta sebulan.
Penghasilan Lina tidak cukup untuk biaya Firman bersama enam saudaranya.

Melihat kondisi ibunya, bocah yang bercita-cita jadi polisi ini, menggunakan waktu luangnya untuk berjualan jalangkote.
"Kalau pulang dari sekolah, saya pergi mengaji dulu. Setelah itu, saya pulang mengambil jalangkote dan berjalan kaki keliling kota Maros. Saya kasihan lihat ibu," kata Firman, baru-baru ini.
Bocah yang senang belajar matematika ini, mengaku tidak malu untuk berjualan jalangkote. Meski seumurannya kerap membully-nya saat kebetulan bertemu di jalan.
• VIDEO Akbar Konyol Ajudan Pribadi Beri Rizal Bocah Penjual Jalangkote Pangkep Uang Lebaran Rp10 Juta
• VIDEO: Rizal Korban Bully Dapat Beasiswa dan Motor Listrik dari Gubernur Nurdin Abdullah
Jika diejek atau direndahkan, Firman menanggapi bully tersebut dengan santai dan tidak marah.
Perkataan temannya tersebut juga dinilai benar. Firman memang berprofesi sebagai penjual jalangkote.
Dia justru menjadikan ejekan temannya sebagai motivasi dengan lebih bersemangat untuk jualan.
Jika sudah besar, Firman sudah memiliki pengalaman berbisnis. Sementara temannya belum.

"Kalau diejek, tidak ada urusan. Saya ini kerja halal, meski hasilnya tidak seberapa.