Rumah Ramadhan
Berkeluarga, Jadilah Pendengar!
Ditulis Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Oleh: Firdaus Muhammad
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar dan Ketua Komisi Dakwah MUI Sulsel
Suatu hari, saya berkunjung ke redaksi Tribun Timur sekadar silaturahim.
Beberapa kali sebelum dan sesudahnya bertandang, berbagi cerita. Tetapi kali itu, Thamzil Thahir seperti biasa bersemangat membagi pengalaman.
Satu kata yang mengesankan, Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur ini mengatakan, pekerjaan paling berat sekarang ini adalah menjadi pendengar yang baik.
Lihat saja, semua orang pandai bicara dan egonya hanya mau didengar.
Kadang orang bicara tampak fasih tetapi dia sebenarnya tidak paham substansi masalah. Asal bicara.
• Update Corona Sulsel Jumat 15 Mei, 2 Hari Pasien Positif Nyaris Tembus 100, Makassar & Gowa Gawat!
Dalam kehidupan rumah tanggapun, ada kecenderungan pasangan suami istri hanya pandai bicara tapi tidak mau menjadi pendengar.
Entah suami yang monopoli atau sebaliknya, istri jago bicara dan suamipun seperti terdakwa.
Terlebih kalau suami itu memiliki kesalahan di mata istri. Tidak ada yang mau jadi pendengar yang baik.
Boleh jadi istri diam kala suami 'berkhotbah' di depannya, tapi perhatiannya tertuju pada yang lain. Tidak fokus. Ucapan suamipun berlalu.
Tapi suami paling sulit jadi pendengar 'ceramah' istrinya, mungkin karena egonya sebagai imam, kepala rumah tangga.
Benar kata Thamzil Thahir tadi. Sulit menjadi pendengar yang baik.
Mendengar dengan menyimak pembicaraan sepenuh hati dari pasangannya.
Dalam kehidupan berkeluarga, penting terjalin komunikasi yang baik, menjadi pembicara yang baik sekaligus pendengar yang baik.
Siap mendengar pembicaraan suami, istri, dan anak-anaknya.
• Cegah Penyebaran Covid-19, Nipah dan MaRI Makassar Masih Tutup