Terapi Plasma Konvalesen Disebut Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19, Ternyata Punya Efek Samping
Terapi plasma konvalesen merupakan bentuk vaksinasi pasif dari pasien Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh kemudian disalurkan darahnya kepada pasien
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
"Kemudian biaya tentunya lebih terjangkau. Kalau misalnya kita bandingkan orangnya sudah ke pemakaian ventilator, atau sudah diikubasi ke ventilator, terus hasil 14 hari 21 hari sudah bisa keluar. Tapi kalo misalkan tidak diberikan terapi plasma ini, bisa manjang terus, gak sembuh-sembuh mungkin bisa lebih buruk lagi. Kan biaya yang dikeluarkan lebih lagi, belum obat-obatannya" kata dia.
Maka, dengan tidak membengkaknya biaya perawatan di rumah sakit, penggunaan terapi plasma konvalesen juga akan menguntungkan bagi pasien Covid-19.
"Selain itu, kalo misalnya kita berikan juga terapi plasma ini kepada pasien yang berat yaitu yang belum diinkubasi, belum masuk ICU, dia juga akan memberikan efek menghindarkan biaya itu supaya tidak masuk ke ICU. Jadi pemakaian ventilator juga akan menurun kan" kata dr Monica.
"Juga beban terhadap rumah sakit tidak akan terlalu berat. Ya secara ekonomi ini (terapi plasma konvalesen) lebih terjangkau." tambahnya.
Efek Samping
Kendati demikian, pelaksanaan terapi plasma darah juga bisa menimbulkan efek samping. Hal ini bisa terjadi karena pendonor darah bisa saja tidak sesuai dengan kriteria.
Namun, dr Monica menyebut proses skrining pendonor dilakukan secara ketat, sehingga kemungkinan terjadinya efek samping dari terapi plasma darah sangat minim.
"Semua bilang (efek samping) alergi, tetapi kita harus mengetahui bahwa ada yang menyebabkan alergi tersebut." kata dr Monica.
Seperti diketahui, tidak semua yang pernah terinfeksi Covid-19 dan telah pulih bisa mendonorkan darahnya.
Begitu pula dengan pasien Covid-19 yang masih dirawat juga tidak semua bisa mendapatkan terapi plasma konvalesen ini.
Sebab, keduanya memiliki kriteria masing-masing, sehingga jika keduanya cocok atau memenuhi kriteria makan bisa melangsungkan terapi plasma konvalesen tersebut.
"Tetapi kalau pendonor sesuai dengan kriteria, misalnya untuk wanita dan pria, itu dituruti dan semua sesuai standar prosedural itu tidak perlu dikhawatirkan mengenai reaksi alergi tersebut" tegas dia.
Dokter Monica menambahkan, jika ada pasien Covid-19 yang terkena alergi akibat terapi plasma konvalesen, kemungkinan hanya sedikit terjadi.
"Ada penelitian di China, dari 10 pasien itu semuanya sudah di-skrining, ada satu pasien yang alergi hanya mengalami kemerahan pada kulit, dan kemudian setelah itu hilang." katanya.
"Itu adalah reaksi yang kadang-kadang terjadi pada transfusi darah juga, misalnya peningkatan suhu tubuh sebentar kemudian turun atau kemerahan. Tetapi pasien-pasien yang lain tidak mengalami hal seperti alergi sampai alergi yang parah itu tidak." tambahnya.
Dengan demikian, dr Monica kembali menegaskan pelaksaan terapi plasma konvalesen dilakukan secara ketat sesuai dengan prosedur.
"Asal dengan syarat, kriteria donor dan aturannya harus dilakukan dan dituruti dengan standar tertinggi."(*)
Artikel ini telah tayang di Health Grid Id dengan judul Penting Diketahui, Berikut Manfaat dan Efek Samping Terapi Plasma Konvalesen