Tak Lagi PJ Wali Kota Makassar, Gimana Nasib Iqbal Suhaeb? Ini Kata Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah, bermimpi kota Makassar harus berubah menjadi lebih baik.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setahun sudah M Iqbal Suhaeb merasakan kursi orang nomor satu di Kota Makassar sebagai Pj Wali Kota, Selasa (12/5/2020).
Sayang, SK dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) sebagai Pj tidak diperpanjang.
Ini setelah Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah melantik Prof Yusran mengantikan Iqbal Suhaeb.
Serah terima jabatan antara Iqbal Suhaeb dan Yusran Jusuf pun dilangsungkan di Ruang Sipakatau Balaikota Makassar, Jl Ahmad Yani, Rabu (13/5/2020) siang.
Setelah tidak menjabat sebagai Pj Wali Kota Makassar, Iqbal sementara menjadi staf ahli di Pemprov Sulsel.
"Ia kan baru mau kembali. Nanti kembali jadi kepala dinas," ujar NA.
Ditanya jadi kepala dinas apa?
"Tunggu aja. Banyak jabatan kosong kok," jelas NA.
Terkait jabatan Ketua Gugus Tugas Makassar?
"Itu secara otomatis, itu ex officio. Siapa yang jadi kepala daerah, tentunya jadi Ketua Gugus Tugas," kata Bupati Bantaeng dua periode itu.
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah, bermimpi kota Makassar harus berubah menjadi lebih baik.
Hal tersebut disampaikan Nurdin Abdullah saat hadiri pelantikan Pj Wali Kota Makassar, Prof Yusran Jusuf, di Ruang Sipakatau Balaikota Makassar, Rabu (13/5/2020).
Prof Yusran menggantikan Pj sebelumnya, Iqbal Suhaeb untuk memimpin Kota Makassar.
"Namun tidak akan mungkin Pj Wali Kita bisa merubah, karena itu dibutuhkan solidaritas," ujar NA dalam sambutannya.
NA juga memberi penilaian terhadap kinerja satu tahun M Iqbal Suhaeb sebagai Pj Wali Kota Makassar.
• Menteri Agama Resmi Keluarkan Imbauan, Umat Islam Diminta Salat Idul Fitri di Rumah
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG Kamis, 14 Mei 2020: Waspada Hujan Lebat hingga Petir
"Saya merasakan betul, bagaimana Pak Iqbal begitu sulit mengendalikan Makassar. Kenapa? karena kita tak solid," ujar Nurdin Abdullah.
Tak ayal, NA memanggil Prof Yusran sebelum dilantik, Selasa (12/5/2020) malam.
"Saya berikan masukan bahwa saya butuh itu, solidaritas. Makanya saya minta untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh di tim work kita," kata NA.
"Kalau ada yang lemah, Pak Tjahjo minta setiap hari mutasi," jelasnya.
Menurutnya, solidaritas itu penting.
"Salah satu contohnya pandemi Covid-19. Saya terus teriak, kita rapat sama Pj Wali Kota bahwa kuncinya sederhana. Tingkat kepatuhan dan disiplin, bukan anggaran besar menyelesaikan Covid-19 ini," katanya.
NA menilai, Camat, Lurah, RT dan RW semua bekerja sama secara simultan.
• Menteri Agama Resmi Keluarkan Imbauan, Umat Islam Diminta Salat Idul Fitri di Rumah
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG Kamis, 14 Mei 2020: Waspada Hujan Lebat hingga Petir
"Waktu dua kecamatan masuk Zona Merah, Kecamatan Rappocini dan Kecamatan Tamalate saya bersama Wapangdam dan Pak Iqbal bertiga. Pak Iqbal kuncinya ada sama RT RW. Kita lock atau isolasi skala kecil, biaya kita lebih murah, pas kita kumpul Camat ternyata tidak jalan," ujarnya.
Ia juga menyiapkan anggaran untuk reward untuk RT RW.
"Siapa yang berhasil keluar dari zona merah ke zona hijau kita beri reward, tapi juga tidak berhasil," katanya.
• Menteri Agama Resmi Keluarkan Imbauan, Umat Islam Diminta Salat Idul Fitri di Rumah
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG Kamis, 14 Mei 2020: Waspada Hujan Lebat hingga Petir
Nurdin Abdullah: Tugas Pertama Tertibkan Parkir Liar di Sekitar Balaikota
(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)