Forum Dosen Tribun
Dialog Forum Dosen Tribun Seri II: Ini Tiga Opsi Hadapi Pandemi Corona Menurut Guru Besar FK Unhas
Diskusi yang ditayangkan live di fanpage dan chanel Youtube Tribun Timur, kali ini mengangkat tema Proyeksi Covid-19 dan Arah Kebijakan Belajar Daring
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Forum dosen bersama Tribun Timur melaksanakan diskusi virtual seri II menggunakan media Zoom, Selasa (12/5/2020).
Diskusi yang ditayangkan live di fanpage dan chanel Youtube Tribun Timur, kali ini mengangkat tema Proyeksi Covid-19 dan Arah Kebijakan Belajar Daring.
Lima pembicara utama hadir pada diskusi kali ini, yaitu Dr Muh Fadjroel Rachman (Juru Bicara/Staf Ahli Presiden RI), Prof Dwia Ariestina Pulubuhu (Rektor Unhas), Prof Rahman Rahim (Rektor Unismuh).
Hadir juga Prof Irawan Yusuf (Guru Besar FK Unhas), dan Dr Hamid Muhammad (Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud RI).
Guru Besar FK Unhas Prof Irawan Yusuf mengatakan, ada tiga pilihan yang bisa dilakukan pemerintah menghadapi pandemi Covid-19 ini.
"Pertama pembatasan ketat mobilitas orang, serta massif testing yang cepat dan skala besar, ini akan berpengaruh untuk mengetahui kapan pandemi akan berakhir," katanya.
Hal ketiga menurut Prof Irawan adalah membiarkan pandemi ini berjalan begitu saja hingga mereda sendiri, namun menurutnya diperlukan biaya sangat besar.
"Ketiga biarkan infeksi berjalan, kalau sudah lebih 60 persen terinfeksi dan tetap sehat, maka akan timbul imunitas dalam sevuah populasi, tapi ini biayanya akan sangat besar, ini pilihan beresiko," imbuhnya.
Menurutnya, dua opsi pertama adalah pilihan terbaik sejauh ini untuk memutus mata rantai penyebaran Virus Corona.
Terkait pembelajaran daring yang menjadi tema, Prof Irawan menyebut pembelajaran daring mang sudah seharusnya dilakukan, ada tau tanpa adanya wabah Corona.
"Mau ada pandemi atau tidak, pembelajaran daring ini sudah menjadi kebutuhan. Ini bukan metode tapi tools bagi masyarakat mengakses pendidikan dengan cepat. Ini new literasi, memang masih banyak kekurangan, tapi kita tak bisa mengatakan setelah pandemi kita kembali ke metode lama," ucap dia.