Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penanganan Virus Corona

Menyoal Penanganan Covid-19: Refocusing Anggaran Tapi Pemerintah Belum Fokus pada Penyelamatan Jiwa

masih ada kesempatan pemerintah untuk bersikap dalam rangka memfokuskan kebijakan pencegahan dan penanganan Covid-19 ini kepada penyelamatan jiwa

Editor: AS Kambie
dok.tribun
drg Munawir Usman, alumnus FKG Unhas/Pemerhati Kebijakan Publik 

 TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Berawal dari membaca link berita tentang pembukaan kembali moda transportasi udara bagi penumpang di era pandemi corona, dipandang perlu mempertanyakan atas sikap ambiguitas pemerintah dalam membuat kebijakan.

Baru berselang beberapa hari, kementerian perhubungan menutup semua akses moda transportasi di setiap sektor, baik darat, laut maupun udara bagi penumpang, dan hanya terbuka pada pelayanan pengangkutan logistik atau barang.

Hal itu memberi respon positif kepada kita tentang rasa keamanan yang diberikan oleh negara dalam rangka pencegahan penyebaran virus corona ini.

Meski mungkin sebuah langkah antisipatif yang agak telat, namun kebijakan ini minimal memberikan suasana kehadiran pemerintah secara nyata dalam pencegahan Covid-19.

Juga memberikan sedikit jawaban karut marutnya kebijakan-kebijakan dalam penetapan skala pioritas dalam penanganan Covid 19; apakah penyelamatan jiwa warga atau penyelamatan ekonomi?

Berbicara tentang skala pioritas, tentu bukanlah mencari pilihan untuk menetapkan beberapa pilihan, akan tetapi mencari pilihan-pilihan untuk menetapkan satu pilihan.

Ketika kita tidak mampu mentapkan skala pioritas sebagai target kebijakan yang akan dicapai, maka di situlah kegagalan kita dalam menetapkan suatu kebijakan dan akan berakhir pada kegagalan tercapainya target itu sendiri.

Kembali pada sikap kementerian perhubungan untuk membuka kembali jalur penerbangan ini dengan mengeluarkan aturan turunan dari Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 menjadi soal tatkala menterinya baru saja sehat dan “selamat” dari serangan virus corona ini.

Bahkan mendengar dari hasil wawancara beliau di salah satu media yang menyatakan begitu dahsyatnya serangan Covid-19 ini terhadap dirinya.

Harusnya rasa syukur beliau akan diberinya kesempatan “hidup” yang kedua oleh Yang Maha Kuasa hendaknya ditunjukkan dengan bentuk sikap dan kebijakan yang mengarah pada fokus penanganan Covid-19 ini yaitu penyelamatan jiwa rakyat Indonesia.

Adapun dampak dari pandemi corona ini menyerang semua sektor kehidupan termasuk ekonomi dan sektor-sektor lain hanya merupakan dampak dari penyebaran virus ini.

Ibarat seorang dokter, hendaknya mengobati causa (penyebab) bukan mengobati symptom (gejala).

Begitu pula dengan kebijakan refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah yang kurang lebih Rp 405 triliun sebagai dana yang disiapkan dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid 19 ini.

Fokus utama penggunaan anggaran ini seyogyanya kembali kepada skala pioritas utama yaitu penyelamatan jiwa rakyat.

Dengan cara, bagaimana pemerintah cepat dan tanggap melakukan mitigasi bencana nonalam ini dengan melakukan tracing yang cepat dan tepat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Teman ‘Baru’

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved