Perjalanan Karier Erwin Prasetya, Mantan Bassis Dewa 19 yang Meninggal Dunia
Erwin Prasetya yang merupakan seorang musikus, komposer, serta penulis lagu meninggal dunia.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Ia adalah musikus, komposer dan penulis lagu Indonesia.
Erwin Prasetya lahir di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia sebagai anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Miroen Kuswandono dan Cut Mia Agustina.
Ayahnya yang mengenalkan musik kepadanya. Ratusan kaset dari berbagai genre musik memengaruhi hari-hari masa kecil hingga remajanya.
Alat musik pertama yang dikenalnya adalah trio tenor drum ketika menjadi anggota drum band di SDN Ketabang Surabaya.
Gitar mulai dicobanya ketika pacar kakak perempuannya yang kedua yang juga aktif di grup musik mengajarkan kepadanya.
Koleksi musik fusion seperti Chick Corea, Casiopea, John Patitucci, Uzeb menjadi referensi awalnya.
Karier musik
Dewa 19
Bersama teman-teman akrabnya di SMPN 6 Surabaya, yaitu Ahmad Dhani, Andra Junaidi, dan Wawan Juniarso Erwin membentuk grup musik Down Beat yang mengusung musik fusion.
Mereka sering mengikuti lomba-lomba band dan memenangkannya.
Pada tahun 1992 Down Beat berganti nama menjadi Dewa dan mengeluarkan album pertamanya yang berjudul 19. Alasan pengambilan judul ini adalah karena sebagian besar anggota grup berumur 19 pada saat itu.
Erwin banyak berandil menciptakan hit saat bergabung di Dewa 19.
Antara lain Kirana yang menceritakan kisah hidup dan keluhannya saat terjerat narkoba. Kamulah satu-satunya adalah ungkapan cintanya kepada kekasih hatinya yang dicintainya hingga kini. Kedua lagu tersebut ada dalam album Pandawa Lima.
Restoe Boemi adalah hit di dalam album Terbaik Terbaik. Tahun 2002 Erwin mengundurkan diri dari Dewa 19 dikarenakan ketidak cocokan dengan manajemen Dewa 19.
TIC band
Tidak bisa diam tanpa bermusik, Erwin kemudian menyibukkan diri dengan menjadi additional player (pemain cabutan) untuk album ketiga TIC band, Suara Anak Adam (rilis tahun 2003).