Letkol Inf Rustam Effendi Wafat
In Memoriam Letkol Rustam Effendi Duka Jurnalis Sulsel
Letnan Kolonel (Letkol) Infanteri Rustam Effendi, Mantan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) VII/Wirabuan meninggal dunia.
Pun jika ada pembagian id card khusus dari Kodam untuk peliputan kunjungan Presiden RI dan Wakil Presiden RI, saya tak pernah berurusan dengannya. Rata-rata diwakilkan oleh teman se-kantor di desk hukum/kriminal untuk diambilkan.
Sekalipun tak akrab dan tidak pernah bertatap muka secara langsung, tapi saya ikut merasakan ada kedekatan tersendiri setelah mendengar banyak cerita dari teman.
Termasuk dari mulut beberapa aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Di mata banyak wartawan yang pernah bertugas di desk hukum dan kriminal, ia adalah perwira menengah TNI yang begitu paham dan bersahabat dengan media.
Tak risih jika ditemui setiap saat. Tak bosan melayani wawancara langsung, maupun via telepon. Tak pelit memberikan atau berbagi informasi.
Bahkan di tengah malam sekalipun, ia tetap bersedia mengangkat teleponnya untuk dikonfirmasi, atau diwawancarai.
Dari cerita yang sering saya dengar, almarhum juga adalah perwira yang merakyat. Bukan hanya pandai “mengambil hati” para wartawan dan pimpinan media. Tapi juga sangat bersahabat bagi lintas elemen. Aktivis mahasiswa dan penggiat LSM.
Tak heran, kedekatan yang terjalin itu begitu sangat terasa bagi mereka yang pernah bersentuhan dengannya. Seolah tak ada jarak. Termasuk ketika dipromosikan di jabatan lain, hubungan itu masih terawat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya akibat sakit.
*****
Letkol Inf Rustam Effendi, kini telah mendahului kita menghadap ke Sang Khalik. Meninggalkan kita selama-lamanya.
Tapi banyak pembelajaran dan contoh mesti kita petik. Terutama bagi para pelanjutnya di TNI, maupun untuk Humas di setiap instansi pemerintahan atau swasta.
Almarhum telah memberikan kita contoh dalam membangun relasi dan merawatnya. Tak alergi berinteraksi setiap saat dengan pekerja media.
Memanfaatkan kemitraan yang terjalin itu untuk menyuguhkan informasi mencerahkan dan tidak menyesatkan. Saling memahami tugas dan tanggung jawab.
Sejatinya, mereka yang diamanahkan di setiap instansinya di posisi humas atau bagian penerangan, mampu menjadi garda terdepan memberi informasi yang mendidik ke masyarakat.
Tak pelit atau alergi bersentuhan dengan pekerja media. Responsif menangkal isu-isu hoax. Membangun komunikasi setiap saat dengan media. Bukan membatasi ruang.
Saya teringat ucapan almarhum Kasim Wahab, mantan Kepala Bagian Humas Pemkot Makassar. Katanya, berteman dengan media itu tak cukup. Apalagi kalau tak berteman sama sekali. Maksud dari perkataannya itu, kurang lebih jangan pernah mengabaikan fungsi dan tugas para jurnalis.