Rumah Ramadhan
Suara Hati Ibu
Seorang anak kelak mampu memahami betapa cinta sang ibu pada dirinya, setelah ia tak lagi bersamanya.
Justru setiap saat siang malam ia mendoakan anaknya.
Pemeliharaan seorang anak cukup baik adalah anak yang besar di ketiak dan dada ibunya.
Pemaknaannya, seorang anak yang lama di ketiak ibunya berarti ia lama digendong.
Menurut ahli, semakin lama anak digendongan ibu semakin tinggi rasa sayangnya, hubungan antara anak dan ibu menyatu.
Anak yang dipelihara lama di dada ibu berarti anak itu disusui dalam waktu yang lama.
Anregurutta kemudian mencontohkan, sekarang banyak ibu tidak lagi menggendong bayinya tapi naik kereta-kereta.
Pastinya hubungan keduanya berbeda kalau diasuh di gendongan ibunya.
Dada ibu adalah tempat pengasuhan yang paling baik. Karena di sana ada detakan irama cinta yang abadi, ikhlas tanpa pamrih.
Kerinduan pada ibu kian membuncah, terasa saat menjalani hari-hari penuh berkah pada bulan Ramadan ini.
Kerinduan masa kecil di kampung, dibangunkan sahur, dilatih puasa walau setengah hari, diajari mengaji alif ba ta, dan gerakan-gerakan shalat.
Cinta dan kasih sayang sang ibu demikian membekas, cinta yang tiada duanya.
Sebaran kesabaran dan keikhlasannya dalam mengasuh anak, membangun kesadaran beragama sejak dini.
Ramadan kali ini menjadi titik balik untuk mengenang cinta seorang ibu, mendengarkan suara hatinya, ibu hanya ingin anaknya bahagia.
Kabahagiaan tertinggi bagi seorang anak kala ia mampu membahagiakan ibunya.
Berbakti karena ia adalah anak ibu, ibu yang menanamkan cinta dalam rahimnya, nama yang dipinjamkan Allah padanya. (*)