Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Ramadhan

Hakikat Berbagi

Orang tersebut menjawab, “Kami tidak kesiangan Syekh, tapi kami tidak punya makanan untuk dimakan saat sahur”.

Editor: Jumadi Mappanganro
Syamril (kiri) bersama Strategic Partnership PMSM Indonesia Peppy Fachrial (kanan) saat datang di Gedung Tribun, Makassar, Jumat (2/12/2016) sore. 

Oleh: Syamril
Rektor Kalla Business School dan Ketua DKM Al Ukhuwwah Bukit Baruga Makassar

SEORANG bertanya kepada Syekh. “Apakah sah puasa tanpa makan sahur?”

Syekh tidak menjawab malah balik bertanya, “Apa yang membuat Anda tidak makan sahur? Apa karena kesiangan?”

Orang tersebut menjawab, “Kami tidak kesiangan Syekh, tapi kami tidak punya makanan untuk dimakan saat sahur”.

Cerita di atas kondisi nyata salah satu negara di negara Afrika yang dilanda perang saudara.

Bahaya Tidur Setelah Makan Sahur di Bulan Puasa Ramadhan, Hentikan Kebiasaan Itu Sebelum Nyesal

Mungkin juga di Indonesia ada yang mengalami demikian karena kemiskinan yang mendera apalagi kena dampak wabah corona.

Tidak memiliki makanan untuk makan sahur. Atau makanan yang tersedia sangat terbatas.

Bagi kita yang masih memiliki sumber penghasilan, kita patut bersyukur karena masih ada makanan yang bisa dimakan saat sahur dan berbuka puasa.

Bahkan punya cadangan bahan makanan dalam jangka waktu lama.

"Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan". Terulang 31 kali dalam surat Ar Rahman.

Ayat ini sangat cocok untuk direnungi. Begitu banyak nikmat yang Allah berikan.

Satu Warga Palopo Positif Corona, Anjuran Larangan Pulang Kampung Dipertanyakan

Namun terkadang jarang disyukuri malah dianggap biasa saja, kadang-kadang ‘didustakan’ dengan perilaku mubazir.

Salah satu wujud syukur nikmat yaitu berbagi dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.

Berbagi hakikatnya membantu diri sendiri menjadi hamba yang bersyukur.

Memberi juga membantu diri sendiri berempati kepada sesama. Selama ini kita bahagia karena menerima.

Ternyata memberi itu lebih membahagiakan. Bahagia karena membahagiakan orang lain.

Memberi juga membantu diri sendiri lepas dari sifat kikir. Memberi tanpa mengharap kembali. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved