Inspirasi Ramadhan
Hakikat Berbagi
Orang tersebut menjawab, “Kami tidak kesiangan Syekh, tapi kami tidak punya makanan untuk dimakan saat sahur”.
Oleh: Syamril
Rektor Kalla Business School dan Ketua DKM Al Ukhuwwah Bukit Baruga Makassar
SEORANG bertanya kepada Syekh. “Apakah sah puasa tanpa makan sahur?”
Syekh tidak menjawab malah balik bertanya, “Apa yang membuat Anda tidak makan sahur? Apa karena kesiangan?”
Orang tersebut menjawab, “Kami tidak kesiangan Syekh, tapi kami tidak punya makanan untuk dimakan saat sahur”.
Cerita di atas kondisi nyata salah satu negara di negara Afrika yang dilanda perang saudara.
• Bahaya Tidur Setelah Makan Sahur di Bulan Puasa Ramadhan, Hentikan Kebiasaan Itu Sebelum Nyesal
Mungkin juga di Indonesia ada yang mengalami demikian karena kemiskinan yang mendera apalagi kena dampak wabah corona.
Tidak memiliki makanan untuk makan sahur. Atau makanan yang tersedia sangat terbatas.
Bagi kita yang masih memiliki sumber penghasilan, kita patut bersyukur karena masih ada makanan yang bisa dimakan saat sahur dan berbuka puasa.
Bahkan punya cadangan bahan makanan dalam jangka waktu lama.
"Nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan". Terulang 31 kali dalam surat Ar Rahman.
Ayat ini sangat cocok untuk direnungi. Begitu banyak nikmat yang Allah berikan.
• Satu Warga Palopo Positif Corona, Anjuran Larangan Pulang Kampung Dipertanyakan
Namun terkadang jarang disyukuri malah dianggap biasa saja, kadang-kadang ‘didustakan’ dengan perilaku mubazir.
Salah satu wujud syukur nikmat yaitu berbagi dengan memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Berbagi hakikatnya membantu diri sendiri menjadi hamba yang bersyukur.
Memberi juga membantu diri sendiri berempati kepada sesama. Selama ini kita bahagia karena menerima.
Ternyata memberi itu lebih membahagiakan. Bahagia karena membahagiakan orang lain.
Memberi juga membantu diri sendiri lepas dari sifat kikir. Memberi tanpa mengharap kembali. (*)