Opini Aswar Hasan
Menggapai Target Ramadhan
Ditulis Aswar Hasan, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin
Al- Hakim dan Thabrani meriwayatkan dari Ubai bin Ka'ab bahwa Rasulullah bersabda: “barangsiapa yang ingin istananya ditinggikan dan derajatnya ditinggikan maka hendaklah ia memaafkan orang yang menzaliminya, memberi kepada kepada orang yang tidak mau memberinya dan menyambung hubungan dengan orang yang memutuskannya”.
Imam Baihaqi meriwayatkan bahwa suatu ketika, sahaya Ali bin Abi Thalib mengucurkan air wudhu tetapi bejana wudhu itu jatuh menimpa Ali hingga terasa sakit.
Lalu Ali mengangkat kepalanya, si sahaya pun berkata:”Sesungguhnya Allah berfirman” wal kaazhimiinal ghaizhah (dan orang -orang yang menahan amarah).
Lalu Ali berkata: “Saya telah menahan amarahku”.
Perempuan itu pun membaca firman selanjutnya: “ dan orang- orang yang memaafkan kesalahan orang lain”.
Ali pun berkata saya telah memaafkanmu. Lalu sahaya itu pun membaca: “ dan Allah SWT mencintai orang-orang Muhsin (berbuat baik).
Ali pun akhirnya berkata kepada sahayanya itu; “ pergilah, kamu telah saya merdekakan hanya karena Allah SWT semata.
Mulia karena Taqwa
Demikianlah mulianya nilai ketaqwaan yang menjadi target pada bulan suci Ramadhan.
Untuk mencapai nilai ketaqwaan itu, mensyaratkan melaksanakan ibadah Ramadhan dengan penuh kesungguhan secara ikhlas atau jihad yang dilakukan dalam dua babak.
ebagaimana dijelaskan Ibnu Rajab Al Hambali dalam kitabnya; Lataiful Ma’arif yaitu jihad pada siang hari menahan dari yang membatalkan puasa serta mengamalkan ibadah sosial (sadakah, baca Qur’an dan Mengalkannya,) dan jihad di malam hari dengan menegakkan shalat tarawih dan atau shalat malam.
Barangsiapa mengamalkannya dengan jihad dan kesabaran, maka kelak di hari kiamat dia akan mendapatkan ganjaran tanpa hisab.
Betapa beruntungnya orang yang mau lebih fokus mengejar target Ramadhan, sehingga predikat taqwa dapat diraihnya.
Betapa tidak, karena derajat ketinggian kemuliaan ada pada orang yang bertaqwa: “Yang paling mulia di antara kamu adalah orang yang taqwa.” (QS al-Hujurat/49:13).
Ini Penegasan Allah SWT bahwa jika ingin jadi mulia, jadilah manusia bertaqwa.
Manusia normal dan sehat akal tentulah ingin mulia. Tapi, apakah setiap manusia bersungguh-sungguh mengejar ketaqwaan? Di situlah masalahnya.