Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Puisi Nasional

Selamat Hari Puisi Nasional, Sejarah di Balik Sebuah Hari Mengenang Wafatnya Penyair Chairil Anwar

Puisi merupakan suatu karya sastra yang berasal dari ungkapan atau curahan hati penyair.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
Nur Fajriani R
Aktor Indonesia Butet Kertaradjasa bacakan puisi Maju Sama-sama di Google for Indonesia di Ciputra Artpreneur Theatre Lt 13, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. 

Diperkirakan, ia telah menulis 96 karya, termasuk 70 puisi.

Puisi-puisinya menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi-interpretasi.

Chairil Anwar menuliskan puisi-puisi yang bertemakan tentang dukungannya terhadap kemerdekaan negara Indonesia.

Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia pun dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 sekaligus puisi modern Indonesia.

Chairil meninggal di usia muda.

Puisi terakhir yang ditulisnya berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh pada tahun 1949.

Namun, karyanya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang Bekasi, sebab menjadi salah satu saksi nyata dukungannya atas kemerdekaan Indonesia.

Berikut beberapa kumpulan puisi Chairil Anwar yang tak lekang oleh waktu.

AKU

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved