Belva Devara
Alasan Belva Devara CEO Ruang Guru Mengundurkan Diri dari Stafus Presiden Jokowi, Cek Segini Gajinya
Ternyata ini alasan Belva Devara CEO Ruang Guru mengundurkan diri dari Stafus Presiden Jokowi hinga lihat segini gajinya.
"Saya berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo yang telah memahami dan menerima pengunduran diri saya," kata dia.
Walau singkat, Belva Devara merasa banyak pengalaman dan pelajaran yang didapat dari pekerjaan sebagai Stafsus Presiden.
Ia mengaku merasakan betul bagaimana semangat Presiden Jokowi dalam membangun bangsa dengan efektif, efisien, dan transparan.
"Sehingga di mana pun saya berada, di posisi apa pun saya bekerja, saya berkomitmen mendukung Presiden dan Pemerintah untuk memajukan NKRI," kata dia.
Mundurnya Belva Devara membuat perjalanannya menjadi Staf Khusus Presiden teramat singkat, kurang dari 6 bulan.
Tercatat, Belva Devara bersama 6 orang lainnya dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis, (12/11/2020).
Sebelum menjabat jadi staf khusus, pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1990 ini merupakan CEO dan Co Founder Ruang Guru, yakni startup yang bergerak di bidang pendidikan alias belajar online.
Dia membentuk perusahaan bersama sabahatnya, Iman Usman yang diplot sebagai chief product and partnership officer.
Kini, Ruang Guru memperkerjakan lebih dari 4 ribu orang pekerja.
Saat ini, jumlah guru les privat yang bergabung dalam Ruang Guru mencapai lebih dari 47 ribu orang dengan mayoritas berada di Pulau Jawa dan Bali.
Komisi dari pembayaran sebesar 20 persen tarif per jam.
Sejak berdiri pada 2014, Ruang Guru telah berhasil mendapatkan suntikan modal dari investor asing, seperti East Ventures dan Venturra Capital.
Mengutip laman Linkedin, Selasa (21/4/2020), sebelum bergabung dengan Ruang Guru, ia bekerja sebagai konsultan di McKinsey & Company.
Di McKinsey, ia fokus pada transformasi sistem pendidikan dan proyek-proyek strategi kesehatan masyarakat, bekerja dengan berbagai pemerintah Asia Tenggara, LSM internasional, dan komunitas donor global.
Sebelum McKinsey, ia bekerja sebentar untuk Kantor Presiden (Unit Pengiriman Presiden / UKP4) di Indonesia dan Goldman Sachs di Singapura.