TRIBUN WIKI
Di Balik Penamaan Kelurahan Lakkang di Makassar, Ada Kisah Perang dan Cinta
Kelurahan Lakkang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUNTIMURWIKI.COM - Kelurahan Lakkang adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kelurahan Lakkang memiliki kode wilayah 73.71.07.1006.
Memiliki luas sekitar+ 0,65 Km dan terdiri dari 8 RT dan 2 RW.
Dikutip dari Buku Nama Rupabumi Unsur Buatan yang disusun Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Makassar, jumlah penduduk Kelurahan Lakkang pada tahun 2019 tercatat 973 jiwa yang terdiri atas 493 jiwa laki-laki dan 480 jiwa perempuan.
Arti dan Sejarah Nama
Lakkang artinya melekat. Nama Lakkang diambil dari nama orang Dg. Rilakkang yaitu orang yang memimpin dan mengarahkan orang untuk mengungsi ditempat yang aman diwaktu perang melawan gerilyawan.
Dan setelah penumpasan pasukan gerilyawan, warga kembali dipimpin oleh Dg. Rilakkkang untuk membangun rumah yag telah rata dan diporak- porandakan oleh gerilyawan.
Akhirya setelah membawa kembali penduduk pulau, maka warga menjadikan Dg. Rilakkang sebagai pemimpin di Pulau Lakkang.
Akhirnya beberapa tahun kemudian, pulau yang dulunya disebut "Bonto Mallangere' berubah menjadi Pulau Rilakkang atau Pulau Lakkang sesuai dengan kesepakat warga yang ada di sana.
Kelurahan Lakkang yang dahulu dikenal sebagai Pulau Bonto Mallangere' memiliki arti pendengaran yang tajam dan jeli.
Dikisahkan bahwa dahulu masyarakat Pulau Lakkang memiliki kelebihan yaitu mampu mendengar dan mengetahui suatu kejadian yang jarkanya berpuluh-puluh kilometer.
Mereka mampu mendengar dan megetahui berbagai kejadian yang ada di luar kampung mereka, dan bahkan mereka mampu mendengar berbagai siasat perang yang diatur oleh musuh untuk menyerang warga pulau.
Warga Bonto Mallangere' (Pulau Lakkang) hidup dalam ketentraman dan kedamaian.
Namun suatu waktu pasukan gerilyawan yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar menhusir warga yang ada di Pulau Bonto Mallangere hingga terjadi pertumpahan darah.
Setelah beberapa lama kemudian pasukan TNI dari Jawa membantu dengan memberantas pasukan gerilyawan tersebut.