Hotman Paris
Pembantu Hotman Paris Ngotot Pulang Kampung,si Pengacara Kondang Bilang ini ke Presiden dan Gubernur
Pembantu Hotman Paris Ngotot Pulang Kampung,si Pengacara Kondang Bilang ini ke Presiden dan Gubernur Masyarakat dibuat khawatir dengan perlakuan
TRIBUN-TIMUR.COM - Pembantu Hotman Paris Ngotot Pulang Kampung,si Pengacara Kondang Bilang ini ke Presiden dan Gubernur
Masyarakat dibuat khawatir dengan perlakuan sebagai orang yang antipati terhadapa imbauan pemerintah selama Virus Corona atau Covid-19 ini mewabah.
Hal ini juga yang diungkap sosok Pengacara Kondang Hotman Paris.
Dirinya harus dengan tegas menentang keinginan dua pembantunya untuk pulang ke kampung halaman.
Terkait hal itu, Hotman Paris menyampaikan pesan untuk pemerintah pusat atau Presiden Jokowi dan para Gubernur di seluruh Indonesia.
• Kebakaran di Dusun Bunne Soppeng, 1 Satu Rumah Panggung Hangus Dilalap Api
• Kondisi Terkini dr Tirta Setelah Jadi Pasien PDP Covid-19, Divonis Penyakit ini dari Hasil Uji Swab
• Inilah Rute Penyemprotan Disinfektan di Makassar Hari Ini
"Dua pembantu saya sepertinya tetap ngotot akan pulang (mudik). Ini merupakan contoh atau sample, bahwa sekedar imbauan mungkin tidak efektif," kata Hotman Paris dalam akun Instagram-nya, @hotmanparisofficial, Minggu (29/3/2020).
"Jadi pemerintah pusat atau Gubernur, harus memilih. Imbauan atau peraturan tertulis memaksa dan pengawasannya di lapangan," kata Hotman Paris.
Pilihan itu semua menurut Hotman Paris ada di tangan pemerintah.
Ia hanya berharap agar kasus penyebaran virus corona di Italia yang masif tidak terjadi di Indonesia.
"Semula (di Italia) dianggap remeh hanya imbauan. Baru terakhir, peraturan memaksa bahkan masuk penjara kalau ke luar rumah," kata Hotman Paris.
Tutup Akses Bus AKAP
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan menutup akses bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dari dan menuju Jakarta.
Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Di mana saat ini Kemenhub melihat jumlah lonjakan pemudik yang semakin meningkat.
"Dalam beberapa hari terakhir telah terjadi lonjakan arus penumpang moda transportasi bus ke beberapa kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Adita Irawati, Jubir Kemenhub, dalam siaran tertulisnya, Minggu (29/3/2020).
"Banyak anggota masyarakat yang telah mempercepat mudik ke kampung halaman dengan berbagai alasan," tambah Aditia.
Hal tersebut, lanjut Adita, dikhawatirkan dapat memperluas penyebaran virus Covid-19 dari DKI Jakarta.
Yang merupakan zona merah ke luar DKI Jakarta khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
• VIDEO: Kendala Tim SAR Saat Pencarian Warga yang Jatuh di Jembatan Barombong
• 3 Kebijakan Khusus Presiden Jokowi di Tengah Pendemi Covid-19 untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah
• Biodata Lengkap Dokter Tirta, Pejuang Pandemi Virus Corona sekaligus Influencer Kini PDP Covid-19
Mengantisipasi hal tersebut, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memberikan rekomendasi kepada Dinas Perhubungan DKI.
"Hal ini juga sebagai tindak lanjut terhadap banyaknya permintaan kepala daerah agar bus dari Jakarta tidak datang lagi ke wilayah mereka," lanjut Adita.
Perketat Pengawasan Pemudik
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa ada gelombang perantau asal Jawa Tengah yang pulang ke kampung halamannya sejak Minggu (22/3/2020).
Ganjar Pranowo minta seluruh bupati dan wali kota di provinsinya memantau secara ketat perantau dari Jabodetabek yang mempercepat mudiknya.
Beberapa kasus penularan corona di Jawa Tengah memiliki riwayat perjalanan dari Jabodetabek.
Hingga kini pasien positif covid-19 di Jateng sudah meningkat dua kali lipat dari minggu lalu.
"Terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jawa Tengah."
"Misalnya pada 22 Maret di terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di terminal Cepu, Pemalang, kebumen, Wonosobo, Cilacap," kata Ganjar, Rabu (25/3/2020).
• Hand Sanitizer Buatan STIKES Panrita Husada Bulukumba Dibagikan Gratis ke Puskesmas
• VIDEO: PM Lanud Hasanuddin Patroli Gabungan Imbau Warga Tetap Berdiam Diri di Rumah
• Tim SAR Lanjutkan Pencarian Warga Gowa yang Jatuh di Jembatan Barombong
Agar para perantau ini tidak jadi pembawa virus corona, Ganjar meminta para kepala daerah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Pemeriksaan kesehatan untuk perantau yang mudik di tengah wabah bahkan diminta berlangsung sampai ke level rukun tetangga (RT).
"Dengan demikian, bila ditemukan pasien positif baru, bisa ditelusuri riwayat kontak pasien tersebut," sebut Ganjar.
Sebagai informasi, jumlah pasien positif terinfeksi virus corona di Jawa Tengah terus bertambah.
Pada Rabu (25/3/2020), Ganjar melaporkan ada penambahan 19 pasien baru yang terinfeksi virus tersebut, sehingga kini diketahui ada 38 penderita Covid-19 di Jawa Tengah.
Sebanyak empat orang di antara pasien positif itu sudah meninggal dunia.
Sejumlah rumah sakit di Jawa Tengah juga merawat 257 pasien dalam pemantauan (PDP) yang belum terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, ada pula 2.858 orang dalam pemantauan.
"Ini harus menjadi perhatian serius kita semua. Alarm sudah berbunyi dan semakin keras dari hari ke hari."
"Maka saya meminta bapak ibu semakin waspada, semakin aware terhadap wabah ini. Saya ingatkan, jangan menyepelekan," kata Ganjar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar Minta Perantau dari Jabodetabek yang Mudik Dipantau Ketat",