Akui Covid-19 Belum Ada Obat, Akhirnya Presiden Jokowi Beberkan Alasan Pesan Klorokuin
Jokowi mengakui Klorokuin bukan obat utama untuk mengobati pasien Covid-19. Ia menyadari belum ada obat atau antivirus bagi Covid-19.
Remdesivir awalnya diuji sebagai obat Ebola.
Sebagai obat antivirus eksperimental Gilead Sciences, Remdesivir telah terbukti ampuh melawan SARS dan MERS, dua virus corona lainnya.
Obat ini bekerja dengan mematikan kemampuan virus untuk mereplikasi sel dalam.
Beberapa uji coba sedang dilakukan untuk mengevaluasi obat di China dan negara-negara lain.
Di AS, bulan lalu, National Institutes of Health memulai uji coba secara acak untuk pengobatan COVID-19 menggunakan antivirus ini.
3. Favipiravir (Avigan)
Avigan, obat anti-flu asal Jepang yang dikembangkan oleh anak perusahaan fotografi Fujifilm, telah memberikan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis virus corona di China.
Pasien yang diberi avigan di Shenzhen dinyatakan negatif corona setelah rata-rata empat hari positif.
Data itu dibandingkan dengan rata-rata 11 hari mereka yang tidak diberi obat, kata penyiar publik Jepang NHK.
Hasil scan pada dada mendukung temuan tersebut.
Ditemukan lebih sedikit kerusakan pada mereka yang menggunakan obat.
Tetapi beberapa pejabat mengatakan obat itu mungkin tidak efektif pada orang yang sudah sakit parah.
4. llpinavir and Ritonavir (Kaletra)
Penelitian laboratorium mengusulkan obat HIV Kaletra, yang merupakan kombinasi antivirus lopinavir dan ritonavir, bisa efektif mengobati COVID-19.
Obat-obatan itu masuk dalam kelas protease inhibitor, yang obat yang memblokir enzim kunci yang membantu replikasi virus.
