Acara Pernikahan Berakhir Petaka, 37 Tamu Undangan Positif Corona, Bagaimana Kondisi Pengantin Baru?
Acara Pernikahan Berakhir Petaka, 37 Tamu Undangan Positif Corona, Bagaimana Kondisi Pengantin Baru?
TRIBUN-TIMUR.COM - Virus corona terus menyebar luaskan wilayah penularannya di sejumlah negara di dunia.
Hingga saat ini, terdapat 276.503 kasus dengan total kematian sebanyak 11.417 di seluruh dunia.
Sejak kasus pertama di Wuhan, China, pada Desember 2019 lalu, virus Corona telah menginfeksi 152 negara.
Virus Corona atau Covid-19 menyebar dengan cepat, terlebih lagi di kerumunan banyak orang potensi penularan virus ini menjadi semakin tinggi.
• Covid-19, Video Polisi Tak Bisa Apa-apa, Sudah Imbau Agar #dirumahaja, Pengunjung Cafe Hanya Merekam
• Artis Andrea Dian Umumkan Positif Corona/Covid-19, Awalnya Demam Berdarah, Kenali Gelaja & Ciri-ciri
• Debt Collector Nangis Gara-gara Virus Corona, Sudah Dilarang Pemerintah Tarik Kredit Motor Ojol
Salah satunya di acara pesta pernikahan.
Hal itulah yang dialami oleh pasangan pengantin di Australia.
Pasangan pengantin bernama Scott Maggs dan Emma Mecalf tak menyangka pesta pernikahan mereka yang digelar 6 Maret 2020 lalu berubah jadi malapetaka.
Sebab, puluhan tamu undangan terkonfirmasi terinfeksi virus Corona.
• Ria Ricis Dilabrak & Dikata-katai Warga yang Emosi Gara-gara Covid-19, Lihat Kelakuannya Demi Konten
Dikutip dari laman Sydney Morning Herald, sampai saat ini ada 37 tamu positif Covid-19.
Sementara itu, Scott Maggs dan Emma Metcalf sendiri baru menjalani tes virus Corona pada Senin (16/3/2020), dan masih belum mengetahui hasilnya.
Pasangan pengantin itu rupanya mengetahui kabar buruk tersebut saat mereka bulan madu di Maldives.
Mereka mendapatkan kabar tak menyenangkan dari dua orang tamu di pernikahan mereka.
Dua orang tamu tersebut mengaku positif terinfeksi Covid-19.
"Ini gila. Kami berciuman dan memeluk orang sepanjang malam. Kami tidak bisa menjelaskannya, apalagi percaya," kata Maggs.
"Kami mulai merencanakan pernikahan berbulan-bulan yang lalu. Tidak ada histeria atau larangan pada tanggal 6 Maret, itu tidak ada di radar," imbuhnya.