Corona Menggerus Sisi Kemanusiaan Kita
Di kota-kota besar di Indonesia, termasuk Kota Makassar, cukup sulit untuk menemukan masker dan hand sanitizer harga normal.
Adanya kejelian melihat potensi pasar ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan jiwa enterpreneurship (kewirausahaan) yang saat ini menjadi tema yang sering kita lihat. Alasannya jelas,enterpreneurship adalah kemampuan sebagian kecil orang untuk memulai dan merintis usaha untuk kemaslahatan dirinya dan memberdayakan (empowerment) orang dengan memanfaatkan ide-ide kreatif yang dia miliki. Yang ada, manusia tipe kedua ini justru menjadikan orang lain tidak berdaya (dispower) atas kelicikannya.
Munculnya kepanikan dan gejolak dalam masyarakat saat ini, agaknya sesuai dengan apa yang diramalkan oleh Thomas Hobbes filosof pra renaissance di Eropa. Thomas Hobbes (1588-1679) menjelaskan awal mula perkembangan manusia. Menurutnya, pada fase awal, kehidupan manusia hidup dalam suasana menakutkan satu sama lain. Sesama manusia beranggapan sebagai seekor serigala yang buas yang tiada hentinya berperang. Kondisilah yang dia sebut sebagai homo homini lupus.
Dengan adanya wabah virus corona seperti yang terjadi saat ini, hendaknya setiap individu dapat mendamaikan situasi dengan melakukan upaya-upaya yang konstruktif dan positif. Upaya positif ini akan mereduksi indikasi kepanikan dalam masyarakat.
Tugas bersama kita saat ini menjadi agen untuk saling mengingatkan, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Jika kita belum bisa seperti masyarakat Singapura, menjadi relawan untuk membagikan masker di pusat-pusat kota. Setidaknya kita tidak sepertiyang dinyatakan oleh Thomas Hobbes di atas, homo homini lupus. (*)
