Saat Ibu Mengetahui Suami Lakukan Pelecehan Seksual ke Anak Perempuan, Apa yang Harus Ibu Lakukan?
Saat Ibu Mengetahui Suami atau Ayah Lecehkan Anak Perempuannya, Apa yang Harus Ibu Lakukan?
Ibu dampingi anak dan menjauh dari suami lalu ambil tindakan yang membuat suami mendapatkan konsekuensi dari perbuatannya, antara lain melalui jalur hukum.
Suami juga perlu minta maaf langsung pada anak tapi ini tidak membuatnya lepas dari konsekuensi atas perbuatannya.
2. Kalau tidak bisa pisah karena bergantung secara finansial, apa yang bisa kita lakukan selanjutnya?
Berusaha sekeras mungkin untuk dapat lepas karena hubungan keluarga sulit untuk pulih kembali jika sudah terjadi pelecehan seksual pada anak.
Dampak traumatis pada anak akan berlangsung seumur hidupnya. Akan sulit bagi anak untuk lepas jika pelaku masih dekat dalam kehidupannya.
3. Bagaimana menjelaskan ke anak ketika kita memilih untuk bertahan?
Jelaskan apa adanya walaupun sulit dan mungkin akan dirasa tidak adil oleh anak.
4. Antisipasi apa yang dapat kita lakukan selanjutnya agar hal yang sama tidak bisa terulang lagi?
Jika alternatif pisah belum dapat dilakukan, anak sebaiknya tinggal terpisah tapi jangan sampai membuat kondisi anak menjadi lebih buruk lagi antara lain anak merasa dia yang disingkirkan atau anak mengalami pelecehan kembali di tempat lain.
Suami juga perlu dipastikan untuk tidak mengulang lagi dengan ‘korban’ yang baru.
5. Adakah langkah hukum yang bisa kita lakukan terhadap pelaku pelecehan?
Tentu ada dan perlu. Anak perlu melihat bahwa perlakuan dari pelaku adalah salah dan oleh karenanya perlu mendapatkan konsekuensi.
6. Bagaimana mengatasi trauma pada anak sebagai korban pelecehan?
Anak perlu kepastian perlindungan bahwa hal tersebut tidak terulang lagi. Anak perlu menjalani terapi dan konseling untuk mengatasi emosi negatif yang muncul akibat peristiwa tersebut. Anak butuh lingkungan yang tidak selalu mengungkit atau mengingatkan akan peristiwa tersebut. Anak perlu dikembalikan ke rutinitasnya sebagai anak seperti semula, misal kembali sekolah atau bermain.
Dari kasus ini, saya masih bersyukur karena anak teman saya berani berkata jujur ke ibunya. Nggak kebayang kalau dia memilih untuk diam saja, akan seperti apa kelanjutannya?! Ini juga membuat saya nggak pernah lelah mengingatkan ke sesama perempuan, agar (lagi-lagi) mandiri secara finansial dan juga pengingat yang bagus untuk saya sebagai ibu dari anak laki-laki, bagaimana mendidik mereka menjadi manusia yang bertanggung jawab dan mampu menghargai setiap mahluk hidup. Tugas yang sama sekali tidak mudah :).