Pilkada 2020
Kuliah Umum di UIN Alauddin, Bawaslu RI Bahas Pengawasan Pilkada
Hal itu kata dia menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Namun, untuk keterlibatan dalam pengawasan, belum tentu
Penulis: Hasan Basri | Editor: Ansar
Tak hanya itu, Koordinator Nasional (Kornas) Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) periode 2013-2015 ini juga membagi pengalamannya.
Ia menceritakan terkait perbandingan penyaluran hak pilih warga di Indonesia dengan negara lain saat menjadi salah satu pemantau pemilu internasional.
"Saya berkesempatan menyaksikan langsung proses pemilu yang berlangsung di luar negeri, salah satunya adalah Afganistan.
Selain fakta bahwa perempuan tidak sebebas kita di Indonesia, mengambil gambar kotak suaranyapun, saya sampai dikejar polisi. Bayangkan jika itu terjadi di negeri kita. Kita harusnya bersyukur hidup di Indonesia,"lanjut Afif.
Diakhir kuliahnya, Afif berpesan agar perguruan tinggi menjadi wadah bagi masyarakat untuk mempelajari, dan menyebarluaskan pengetahuan, ruang tumbuh kembangnya nilai-nilai luhur peradaban bangsa, serta ujung tombak pengabdian dunia kampus di tengah masyarakat.
"Satu hal juga, metode pemilihan kita yang datang langsung ke TPS itu punya nilai lokalitas yang unik, ada nilai keakraban dan siltaurahim didalamnya.
Jangan pesimis, jangan merasa kecil dan tidak bisa. Karena sejatinya, kita adalah apa yang kita pikirkan," tutup Afif. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)