Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Luwu Raya

Wija To Luwu Tak Hanya Butuh Infrastruktur, Mereka Deadline Setahun Pemprov Sulsel tuk Dapat Kadis

Jalan menuju Seko juga sangat dinikmati pengusaha tambang. “Sekarang sudah banyak keluar izin HGU tambang di Seko,” ujar aktivis Luwu Raya, Listan CR

Editor: AS Kambie
Humas KKL Raya
Ketua Kerukunan Keluarga Luwu (KKL) Raya memimpin pertemuan Wija To Luwu di Sekretariat KKL Raya, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Rabu (1/1/2020). 

“Kita tunggu dalam peringatan Hari Perlawanan Rakyat Luwu di Luwu Utara (23 Januari 2021), kita ingin dengar pidato Gubernur Sulsel mengumumkan berapa banyak Wija To Luwu di posisi strategis, kadis, di Pemprov Sulsel,” kata Baharuddin Supri menambahkan.

Mereka Enggan Jadi Penonton
Kemesraan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dengan Luwu Raya langsung terjalin setelah dilantik menjadi Gubernur Sulsel.

Luwu Raya adalah kawasan yang paling sering dikunjungi NA semenjak menjadi Gubernur Sulsel, September 2018. NA bahkan lebih sering berkunjung ke Luwu Raya ketimbang ke kampung halamannya sendiri, Bantaeng dan Soppeng, serta kampung halaman istrinya, Pangkep.

Nyaris setiap bulan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah ke Luwu Raya. Bahkan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah sudah membuka kantor perwakilan di Palopo.

Di malam Pergantian Tahun 2019 ke 2020 pun, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah memilih merayakannya di Seko, Luwu Utara.

Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menegaskan, Luwu Raya adalah mutiara terpendam.

Begitu dilantik menjadi gubernur, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah bertekad membangun infrastruktur di Luwu Raya. Dan, tekad itu telah dia wujudkan.

Jalan menuju Seko, di perbatasan Sulawesi Tengah, yang tidak pernah “dibangun” semenjak Indonesia merdeka, kini sudah diaspal.

Tapi itu semua belum cukup. Wija To Luwu tak hanya butuh infrastruktur. Mereka tak hanya ingin sekadar dikunjungi.

“Saya ingin sampaikn ke Pak Gubernur Nurdin Abdullah kiranya tidak mengingkari bahwa daerah Tana Luwu itu adalah wilayah Sulsel dan SDM yang berasal dari Tana Luwu layak juga menempati posisi strategis di level pemerintahan di Sulsel,” jelas Buhari Kahar Muzakkar, Selasa (21/1/2020).

Wakil Ketua DPW PAN Sulsel itu meminta Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah tidak menjadikan Wija to Luwu penonton.

“Jangan jadikan Wija To Luwu penonton doang atas jalanan pemerintahan dan pembangunan di Sulsel. Jika jadi kenyataan seperti itu, tentu itu tak mengenakkan,” kata mantan anggota DPRD Sulsel itu.

Menurut Buhari Kahar Muzakkar, dalam kepemimpinan Gubernur Sulsel sebelumnya, Wija to Luwu tak pernah absen di jabatan strategis di Pemprov Sulsel.

“Perlu saya sampaikan bahwa Gubernur Sulsel sebelumnya tidak pernah mengabaikan Wija to Luwu. Seperti di era Pak Amin Syam, Pak Syahrul Yasin Limpo, dan Pak Palaguna, di tingkat provinsi selalu ada pejabat esalon 2 dari Tana Luwu tiga sampai lima orang,” ujar Buhari Kahar Muzakkar.

Ingat, lanjut Buhari Kahar Muzakkar, daerah Tana Luwu itu meliputi empat kabupaten/kota dan penduduknya mencapai satu juta orang dari penduduk Sulsel yang mencapai 8 juta.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved