Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penculikan Anak di Makassar

Siswi Kelas 3 SMP di Makassar Lolos dari Sekapan Kelompok Pria Bertopeng, Kronologi

Kejadiannya bermula saat VGL bersama tantenya Imelda, pulang setelah berkunjung ke rumah keluarganya.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
muslimin emba/tribun-timur.com
Orangtua VGL (14), Wing (62) dan istrinya Yonavia Papilaya (55) saat ditemui di rumahnya, Jl Bonto Dg Irate II, Lorong 1, Kecamatan Rappocini, Makassar, Kamis (23/1/2020) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus penculikan gadis belia terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan.

Korbannya menyasar siswi kelas tiga SMP berinsial VGL (14).

Kejadiannya berlangsung pada Minggu 19 Januari, pukul 18.00 petang.

Kejadiannya bermula saat VGL bersama tantenya Imelda, pulang setelah berkunjung ke rumah keluarganya.

Namun sang tante (Imelda) tidak mengantar langsung VGL ke depan gerban pagar rumahnya.

VGL dhanya diantar di gerban jalan Raya Bonto Dg Irate, tepat di gerban Jl Bonto Dg Irate II atau di samping bangunan sekolah dasar.

VGL pun harus berjalan sejauh masuk ke rumahnya di Jl Bonto Dg Irate lorong 1.

Jalanan masuk ke rumah VGL berupa gang kecil dan harus melewati pasar kecil. Jaraknya dari gerban Jl Bonto Dg Irate II ke gerban rumah VGL sekira 300-400 meter.

Di perjalan, VGL pun dihampiri enam pria mengenakan penutup wajah (topeng).

VGL yang ketakutan berusaha lari, namun tersergap.

Mulutnya pun ditutup agar tidak berteriak, lalu dimasukkan ke dalam mobil.

"Jadi tantenya kasih turung di jalan depan (gerban Bonto Dg Irate II) pas jalan masuk adami katanya enam orang pakai masker dekati baru natutup mulutnya, baru nakasih naik di mobil. Sempatji lari tapi didapatki," terang ayah VGL, Wing (62).

VGL yang di dalam mobil dalam kondisi tersekap pun disuntik bius.

"Di mobil katanya dibius, tidak ditahu bagian apanya yang disuntik. Katanya (VGL) disuntik, saya juga belum cek," ujar Wing.

VGL yang sudah tidak sadarkan diri pun dibawa ke sebuah ruangan kosong.

Dua hari berselang (Selasa 21 Januari) VGL pun sadar, dari pengaruh bius yang dimasukkan ke dalam tubuhnya.

"Hari Selasa dia sadarmi katanya, karena di ikat dekat jendela. Pas bangun dia (dial lihat cahaya lewat jendela," ungkap Wing.

Saat sadar, pelaku meminta nomor ponsel keluarganya.

"Itu pelaku katanya (VGL) minta nomor telelon saya (orang tuanya) mau minta tebusan Rp 50 juta. Tapi VGL tidak bawa HP, saya juga tidak ada HP," terangnya.

Upaya menghubungi kedua orang tua VGL gagal. Ke enam pelaku pun keluar ruangan dan mengunci VGL di dalam ruangan seorang diri.

Melihat itu, VGL pun berusaha melepaskan ikatan di tangannya.

"Jadi pas katanya (VGL) keluar itu, pelaku. Dia di kunci sendiri dalam kamar, jadi dia berusahami katanya nalepas itu ikatannya di tangan lalu keluar lewat jendela," cerita Wing didampingi istrinya Yonavia Papilaya (55).

VGL yang berhasil lolos dari sekapan enam pria misterius itu, pun berjalan mencari jalanan raya.

Saat di jalan yang ia tidak ketahui, VGL pun mengaku menahan seorang pengendara yang melintas untuk memberi tumpangan.

"Untung adaji pengendara lewat yang mau singgah tolongki kasihan, jadi di antar sampai Jl Hertasning depan gereja, tidak lama dilihatmi sama omnya lalu diantar kesini (rumah)," tutur Wing.

Saat ini kondisi VGL kata Wing masih trauma. Ia belum dapat ditemui selain kedua orang tuanya

Kasus itu telah dilaporkan ke Polrestabes Makassar.(tribun-timur).

Laporan wartawan tribun-timur.com, Muslimin Emba.

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp

Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved