Reynhard Sinaga dan Fenomena Psikopat
Pengidap psikopat cenderung memiliki emosi yang dangkal. Artinya, orang psikopat cenderung kurang bisa menunjukkan emosinya
Ada pun pemicu dan penyebab seseorang terkena psikopat setidaknya dari dua faktor. Pertama berasal dari genetika atau keturunan. Seorang psikopat berpotensi besar melahirkan generasi psikopat. Kedua, karena pengaruh lingkungan.
Anak-anak yang berasal dari keluarga broken home atau sering mendapat hukuman yang berlebihan dari orangtua dan pengasuh atau berada dalam lingkungan yang penuh kekerasan adalah bagian penting dari pemicu psikopat.
Lalu bagaimana memperlakukan pengidap psikopat? Karena psikopat itu sakit jiwa, maka tidak usah diladeni terlalu jauh dan serius. Dilawan tambah beringas dan kita ikut-ikutan jadi gila. Fokuslah dengan kesibukan kita masing-masing. Karena pengidap psikopat banyak kita jumpai di media sosial (sosmed), khususnya pengguna Whatsapp, Facebook, dan Twitter, maka tidak mengapa jika saya turunkan tips menghadapi orang setengah snewen, kelainan orientasi seksual itu.
Majalah Hidayatullah (Edisi Agustus, 2018) menurunkan tulisan hasil riset bahwa ada lima cara menghadapi psikopat. Pertama, jangan terpancing emosi. Semakin kita emosional menghadapinya, semakin ia mengendalikan kita. Kedua, jangan tunjukkan sedikitpun kepadanya bahwa Anda merasa takut atau terintimidasi oleh berbagai tingkah laku dan ucapannya.
Ketiga, jangan pernah percaya pada komentar dan ocehannya. Seorang psikopat selalu punya banyak cerita bohong yang menempatkan dirinya seakan-akan ia korban. Korban fitnah, bully, dan dikriminalisasi.
Keempat, kembalikan semua ucapannya kepada si psikopat sendiri. Katakan padanya, bagaimana keadaanmu hari ini? Apakah punya uang belanja atau tidak? Sebab sering kali seorang psikopat berhalusinasi, sekolah saja tidak pernah beres tapi bicaranya, mau berangkat kuliah di luar negeri. Kelima, cukup berkomunikasi via online, selain untuk mendokumentasi, juga membuat jarak dengan berbagai ucapan dan tindakannya yang tidak sehat.
Jika kita tarik kembali ke belakang, psikopat adalah tipe Abu Jahal. Tingkah lakunya sebagai pendusta, sombong, pemarah, bodoh tapi sok tahu, pencaci maki, penyebar hoaks, pengadu domba, manipulatif, tempramen, agresif. Mereka juga sisa-sisa dari kaum Nabi Luth yang menyukai sesame jenis, laksana jeruk makan jeruk.
Kurang ajar dan jahil dalam terminologi ini adalah pengidap psikopat. Kalau bicara meledak-ledak, menyalahkan siapa pun yang tak sepaham. Hanya dia yang masuk surga yang lain akan celaka. Dia merasa dewa kebenaran, seakan dirinya sebesar gajah padahal sejatinya, hanya kurcaci. Begitulah psikopat. (*)