Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

NU Sulsel

Dialog Akhir Tahun Lakpesdan NU Sulsel Bahas Hal ini

Bertema 'Refleksi dan Proyeksi di Tengah Perubahan Zaman' di Red Corner, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/12/2019).

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Ansar
hasim/tribun-timur.com
Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan (Lakpesdam PWNU Sulsel) menggelar Dialog Akhir Tahun dengan tema 'Refleksi dan Proyeksi di Tengah Perubahan Zaman' di Red Corner, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/12/2019 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Lajnah Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan (Lakpesdam PWNU Sulsel) menggelar Dialog Akhir Tahun.

Bertema 'Refleksi dan Proyeksi di Tengah Perubahan Zaman' di Red Corner, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/12/2019).

Hadir langsung Guru Besar Unhas Prof Dr M Basir Syam MA, Peneliti Senior Balitbang Agama Makassar Prof Dr Arifuddin Ismail Ma, Direktur OASE Intim Prof Dr Zakaria Ngelow.

Prof Basir mengatakan Nahdlatul Ulama setia mesti tak mendapatkan porsi banyak mengelola negara Indonesia.

"Dari dulu kita setia, dari dulu ketika NU tak banyak mendapatkan porsi di zaman Soeharto maka kita tetap setia," katanya.

Ia juga membahas, NU tidak saja memberi sumbangan pemikiran untuk wacana  nasionalisme Indonesia yang mendasar, terbuka dan  merangkum.

Melainkan juga membina ratusan juta warga  bangsa yang berkomitmen pada nasionalisme Indonesia sejati.

Lanjut Prof Basri, para ulama harus disebut jasa-jasanya dalam perjuangan  mempertahankan kemerdekaan dan mengisi pembangunan  Indonesia sampai sekarang.

Dalam hubungan ini salah satu  nama dari banyak tokoh nasional NU yang perlu disebutkan  adalah Gus Dur – KH. Abdurrahman Wahid (1940 – 2009).

Selain pernah menjadi Presiden Indonesia yang ke-4 (1999- 2001), ketokohan nasionalnya antara lain dalam bidang  hubungan umat beragama.

Ide-ide dasarnya di bidang ini  diabadikan dalam Sembilan Nilai Utama Gus Dur: ketauhidan,  kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan, dan kearifan lokal.

Jabaran nilai-nilai ini merupakan sumbangan penting bagi  pembangunan “rumah bersama” kebangsaan dalam keragaman  Indonesia.

Ia menjelaskan, pada beberapa waktu belakangan ini kita berhadapan dengan  beberapa ancaman bagi kesatuan dan persatuan bangsa kita.

Hal itu  seperti gerakan anti-ideologi Pancasila, yang ingin  menggantinya dengan ideologi agama.

Baik karena pengaruh  gerakan-gerakan ideologi transnasional, maupun yang berakar dalam sejarah Indonesia sendiri dari zaman pergerakan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved