Tsunami Aceh
Kilas Balik 15 Tahun Tsunami Aceh 26 Desember 2004, Renggut Nyawa Ratusan Ribu Orang di 14 Negara
Aceh adalah wilayah yang terkena dampak paling buruk akibat gempa berkekuatan hingga 9,3 skala Richter yang memicu tsunami.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Masyarakat dan pemerintah di Sri Lanka dan Indonesia dapat dikatakan kewalahan dalam menanggapi tingginya tingkat bencana yang terjadi, terutama di daerah-daerah yang tak terjangkau.
Tugas pertama dari pemerintah dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan adalah menguburkan jenazah korban yang demikian banyaknya demi mencegah epidemi penyakit menular.
Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan peringatan bahwa jumlah kematian akibat penyakit yang sebenarnya bisa dicegah seperti kolera, difteri, muntaber dan typhoid dapat menyamai jumlah kematian yang diakibatkan langsung oleh bencana itu sendiri.
Penyakit-penyakit tersebut kebanyakan disebarkan melalui kotoran manusia dari para korban selamat yang tidak memiliki fasilitas MCK yang memadai, minimnya kondisi di tenda-tenda pengungsian darurat, dan kekurangan air bersih.
Banyak sumber air tidak bisa digunakan karena tercampur dengan air laut, rusak akibat kekuatan tsunami, atau teracuni jenazah korban manusia dan hewan ternak, sehingga dibutuhkan peralatan pemurnian air dan pengiriman air minum ke daerah-daerah yang terkena bencana.
Prioritas utama lainnya adalah pengiriman persediaan dan personel medis ke rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang kewalahan menangani pasien, tenda darurat dan pakaian untuk korban yang kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya, dan makanan, terutama makanan bayi.
Pemerintah beberapa negara juga meminta sumbangan kantung-kantung mayat untuk membantu penanganan jenazah korban.(*)
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: