OPINI
Kota Konya dan Jejak Cinta Jalaluddin Rumi
Kami (tim peneliti “Moderasi Beragama” Program Litbang Kemenag Pusat) berjalan menuju stasiun tramvay untuk kembali mengunjungi area sekitar Museum Ja
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar
Meskipun perbincangan belum tuntas, namun kami tidak kecewa karena sangat memahami begitu berharganya waktu yang sudah diluangkan untuk kami.
Kami menyampaikan terima kasih dan segera berpamitan.
Di ruangan sebelah beberapa tamu Asing sudah menunggu. Kami kembali bersalaman, dan saat mencium tangannya yang hangat, ingin rasanya lebih lama meresapi detik-detik itu, merasakan hangatnya aliran darah Jalaluddin Rumi dalam genggaman.
Kami kembali berjalan ke stasiun Tramvay. Di pojokan terpajang quote dari buku The Mathnawi Jalaluddin Rumi: “Not the ones speaking the same language, but the ones sharing the same feeling understand each other.” (Bukan kesamaan bahasa, melainan kesamaan perasaanlah yang membuat orang saling memahami).
Meskipun berbeda bahasa, suku dan bangsa, jika perasaan dipupuk bersama, siapapun akan saling memahami.
Begitu dalam makna quote ini, dan inilah oleh-oleh paling berharga yang akan saya bawa pulang ke Indonesia, khususnya ke Makassar.
Ditulis: Dra Andi Nurbaethy, MA. Dosen Prodi Akidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar.
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: