7 Fakta Pembebasan 2 dari 3 WNI dari Abu Sayyaf, 30 Menit Baku Tembak dengan Militer Filipina
7 Fakta Pembebasan 2 dari 3 WNI dari Abu Sayyaf, 30 Menit baku tembak dengan Militer Filipina
Langkah-langkah diplomasi tersebut antara lain melalui pembicaraan langsung Presiden Joko Widodo dan Presiden Rodrigo Duterte serta Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi dan Menteri Pertahanan Filipina.
Pembicaraan tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan koordinasi internal antara Pemerintah RI yang dilakukan oleh Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) RI melalui kerja sama intensif antara badan intelejen Indonesia dan militer Filipina.
4. Detik-detik Upaya Pembebasan

Berkat upaya diplomasi pemerintah Indonesia dengan berbagai pihak, operasi pembebasan pun berjalan pada 22 Desember 2019.
Operasi pembebasan WNI dilakukan menjelang fajar.
Dalam operasi serangan tersebut, dua militan Abu Sayyaf tewas, demikian dilansir dari Channel News Asia, Minggu (22/12/2019).
Selama 30 menit terjadi baku tembak antara militer Filipina dengan militan Abu Sayyaf yang berlangsung di kota pegunungan Panamao di Pulau Selatan Jolo.
"Selama tembak-menembak, dua korban berhasil cepat menjauh (dari militan) dan kami mampu menyelamatkan mereka," ujar komandan militer Letnan Jenderal cirilito Sobejana kepada AFP.
Sobejana mengatakan operasi militer sedang dilakukan untuk menyelamatkan tawanan Indonesia lainnya.
"Dia bisa melarikan diri atau militan masih menawannya. Jadi kami akan melakukan serangan lagi," kata Sobejana.
5. WNI Segera Dipulangkan

Sementara itu dua WNI yang berhasil dibebaskan yakkni, SM dan ML akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan segera direpatriasi (dipulangkan) ke Indonesia.
Sebelumnya, tiga orang WNI diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, sekitar September 2019.
Ketiganya diketahui bernama Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.