Jalan tol Jakarta Cikampek II
Segera Dioperasikan, Ini Fakta Tol Cikampek Jadi Trending di Google
Berita yang banyak beredar terkait ditundanya operasi jalan tol dipertengahan desember ini.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Syamsul Bahri
Meski sudah akan beroperasi, tetapi PT Jasa Marga (persero) selaku pengelola jalan layang Japek II sampai saat ini belum menentukan tarifnya.
Menurut informasi dari Kompas Properti, sebelumnya tarif yang diusulkan pada Jalan Tol Layang Japek II besarannya sekitar Rp 1.700 hingga Rp 2.000 per kilometernya (Km).
Dengan begitu, artinya untuk rute terjauh dari Cikunir sampai Karawang Barat, besaran ongkos yang harus dikeluarkan pengguna jalan antara Rp 61.000 sampai Rp 72.000.
Namun, menurut Direktur Utama Jasa Marga Jalan Layang Cikampek Djoko Dwijono, bila berdasarkan dokumen Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) tarif Tol Jakarta-Cikampek II ini diusulkan sebesar Rp 1.250 per kilometer (km) "PPJT-nya itu Rp 1.250 per kilometer.
Ini kami lagi pembahasan alot, karena masing-masing harus tercapai tujuannya, baik Jasa Marga dan pemerintah yang mewakili masyarakat," kata Djoko beberapa waktu lalu kepada Kompas Properti.
Bila benar demikian, artinya total ongkos yang dikeluarkan pengguna tol layang bisa lebih murah, yakni sekitar Rp 45.000 sepanjang 36,4 km.
Japek telah memasuki tahap finishing sebelum diresmikan(Kementerian PUPR)
3. Jadwal Operasional Mundur
Pembukaan jalan layang yang membentang mulai dari Jakarta sampai Cikampek juga mundur.
Awalnya, jalan layang sepanjang 36,4 kilometer itu mau beroperasi 15 Desember mendatang.
Akan tetapi, karena masih ada beberapa perbaikan maka pembukaan jalan diundur jadi 20 Desember.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga sempat menyatakan bahwa jalan tol masih harus disempurnakan untuk menambah kenyamanan dan keamanan pengguna.
Sehingga, pembukaannya mundur 5 hari dari jadwal awal yaitu 15 Desember menjadi 20 Desember 2019.
"Digeser menjadi tanggal 20 Desember karena ada hal-hal yang perlu diselesaikan seperti jalan yang belum rata sehingga mengurangi kenyamanan.
Selain itu, pada periode tersebut diprediksi menjadi puncak lalu lintas libur Natal dan Tahun Baru 2020," katanya belum lama ini.