Nasib BRT Mamminasata
Dishub Tak Tahu Mau Diapakan Bus Bantuan Kemenhub, Busway Makassar dan Telepon Presiden Bikin Ngakak
Baca juga "Proyek diam-diam dan cat merah" agar kamu semakin tertawa. Cat merah jalur busway disangka untuk lari maraton.
Koridor dua itu adalah Pergi: Mall GTC, Jl Metro Tanjung Bunga, Jl Penghibur, Jl Ahmad Yani, Jl Gunung Bulusaraung, Jl Masjid Raya, Jl Urip Sumoharjo, Jl AP Pettarani, Jl Boulevard. Pulang: Mall Panakkukang, Jl Boulevard, Jl AP Pettarani, Jl Urip Sumoharjo, Jl Gunung Bawakaraeng, Jl Jenderal Sudirman, Jl Dr Ratulangi, Jl Kakatua, Jl Rajawali, Jl Metro Tanjung Bunga.
Kemudian pada 1 Juli 2015, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo meresmikan koridor 3 dan 8 di Halte PNPM Sulsel, Jl AP Pettarani.
Rute koridor III: simpang lima Bandara Sultan Hasanuddin ke ujung Jl AP Pettarani. Rute koridor VIII: Terminal Pallangga ke Jl Sultan Alauddin dan memutar di ujung Jl AP Pettarani sebelum kembali ke Pallangga.
Tapi sayang, sebulan kemudian, 26 Agustus 2015, Perum Damri Makassar “lempar handuk”. Dia mengaku terus merugi dan mulai membatasi operasional BRT Mamminasata. Damri hanya mengoperasikan 5 bus di 2 koridor, koridor 2 dan koridor 3.
Perum Damri Cabang Makassar, sebagai pengelola BRT Mamminasata, mengumumkan akan mengembalikan sebagian bus ke Jakarta.
General Manager (GM) Perum Damri Makassar M Ilyas, ketika itu, mengatakan, Direksi Perum Damri Pusat akan menarik 20 dari 30 unit BRT Mamminasata kembali ke Jakarta.
Menurut Ilyas, salah satu penyebab sehingga armada BRT ditarik ke Jakarta karena perusahaan itu terus merugi sejak mengoperasikan armada ini mulai tahun 2014 lalu. Dalam satu tahun ini, Perum Damri Cabang Makassar rugi sekitar Rp 3 miliar.
Dishub Sulsel enggan menyerah. Pada Oktober-November 2015, dibangun 36 halte baru dengan total anggaran Rp 10 miliar.
Perum Damri kembali kemudian membuka rute baru di koridor 4 pada Pada 6 November 2015. Rute koridor 4 meliputi Terminal Kota Kabupaten Maros hingga Terminal Regional Darat Daya Kota Makassar.
Cat Merah Proyek Diam-diam
Busway Makassar ternyata proyek diam-diam. Bukan dirancang 2013, tapi sejak 2011.
"Kita memang sengaja sembunyikan karena khawatir memancing reaksi besar," ujar Masykur Sulthan, Kepala Dishub Sulsel yang ikut merancang Busway Makassar di redaksi Tribun, Rabu (29/1/2014).
Karena sembunyi-sembunyi, kehadiran Busway Makassar banyak memunculkan cerita lucu.
Salah satunya awal Desember 2013. Hari itu, Kepala Dishub Kota Makassar Chairul A Tau, Kasat Lantas Polrstabes Makassar AKBP Yayat Ruhiyat SIK, dan Kepala Seksi Angkutan Dishub Makassar Faisal Majid bertemu sejumlah pimpinan asosiasi sopir petepete di Makassar.
Ketika itu, beberapa ruas jalan di Makassar dicat warnah merah. Tak ada yang tahu "makna cat merah" itu.
Cat merah itu jadi teka-teki dalam pertemuan pemangku kebijakan jalan itu.