Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa UTS Makassar dan WWF Tanam 3.000 Mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Ini Tujuannya?

Kegiatan yang dilakukan adalah penanaman 3 ribu bibit Mangrove di kawasan pesisir Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Rabu (28/11/2019).

Penulis: Amiruddin | Editor: Arif Fuddin Usman
Mahasiswa UTS Makassar dan WWF Tanam 3.000 Mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Ini Tujuannya? - mahasiswa-uts-makassar-menggelar-kegiatan-penanaman-mangrove.jpg
dok uts makassar
Mahasiswa Universitas Teknologi Sulawesi (UTS) Makassar bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF) menggelar kegiatan penanaman mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Rabu (27/11/2019)
Mahasiswa UTS Makassar dan WWF Tanam 3.000 Mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Ini Tujuannya? - mahasiswa-uts-makassar-dan-world-woldlife-fund-wwf-tanam-mangrove.jpg
dok uts makassar
Mahasiswa Universitas Teknologi Sulawesi (UTS) Makassar bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF) menggelar kegiatan penanaman mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Rabu (27/11/2019)
Mahasiswa UTS Makassar dan WWF Tanam 3.000 Mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Ini Tujuannya? - uts-makassar-dan-wwf-menggelar-kegiatan-penanaman-mangrove.jpg
dok uts makassar
Mahasiswa Universitas Teknologi Sulawesi (UTS) Makassar bekerja sama dengan World Wildlife Fund (WWF) menggelar kegiatan penanaman mangrove di Kecamatan Bontoa, Maros, Rabu (27/11/2019)

Selain itu, proses budidaya di tempat ini, lanjut Idham, sebelumnya kurang memperhatikan lingkungan budidaya yang berkelanjutan.

Pasalnya, ditemukan banyak limbah nitrat dan phospor berlebihan dari area tambak di sekitar area penanaman.

"Penanaman Mangrove dapat mereduksi cemaran yang ada dan membuat proses daur ulang kebutuhan air untuk tambak tersebut lebih baik," sebutnya.

Soal Keracunan Tude di Jeneponto, Ini Analisa Peneliti WWF Indonesia

WWF Pelatihan Penanganan Hasil Tangkapan Sampingan/Bycatch Penyu

"Karena itu, kami sangat mendukung kegiatan adik-adik mahasiswa KKN UTS di Bontoa ini," terangnya.

Selain didukung WWF, kegiatan ini juga disokong oleh pemerintah desa setempat.

Bahkan dalam penanaman mangrove melibatkan warga setempat yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan dan petani tambak.

Dan berikutnya, mereka akan terlibat dalam mengontrol pertumbuhan tanaman tersebut.

Menurut pihak UTS, tahun 2019, mereka sengaja memilih lokasi kegiatan diantaranya di desa-desa nelayan.

Selain sebagai kegiatan reguler Tri Dharma perguruan tinggi, KKN ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa sebagai tenaga pemberdayaan.

Balai TNTBR Selayar dan WWF-ID Latih Calon Pemandu Selam, Ini Tujuannya

WWF Indonesia Terbitkan Panduan Perikanan Berkelanjutan

“Mereka diharapkan hadir sebagai solusi dengan ide-ide inovatif dan kreatif di tengah kesulitan masyarakat," kata ketua Panitia KKN UTS 2019 Zainal Gunawan.

"Apalagi mereka generasi milenial. Gerakan kembali ke tengah masyarakat desa ini tidak kalah pentingnya dengan bisnis startup," lanjutnya.

"Jangan sampai bisnis start-up menjadi orientasi semua generasi milenial sekarang ini, padahal aksi lingkungan juga dibutuhkan," jelas Zainal Gunawan.

Lebih lanjut, Zainal Gunawan menyebutkan, khusus masyarakat nelayan, memiliki masalah yang lebih kompleks dari sisi sosial dan ekonomi.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved