Meutya Hafid
Inilah Daftar Kehebatan & Profil Meutya Hafid Anggota DPR Pimpin Rapat saat Prabowo Hujan Interupsi
Inilah Daftar Kehebatan dan profil Meutya Hafid Anggota DPR RI Pimpin Rapat saat Prabowo Hujan Interupsi
Dia memimpin Komisi I DPR, komisi di Dewan yang pimpinannya kerap diidentikkan dengan laki-laki.
Hal ini karena Komisi I membawahi urusan kemiliteran, pertahanan, dan intelijen.
Di bawah kepemimpinannya, mitra kerja Meutya Hafid mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berserta kepala staf, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Kepada Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Menteri Komunikasi dan Informasi Johni G Plate.
Tak hanya itu, mitra kerja Komisi I juga adalah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas); Badan Keamanan Laut (Bakamla), Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI), Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Komisi Informasi Pusat (KI Pusat), Lembaga Sensor Film (LSF) dan Perum LKBN Antara.
Meutya Hafid memimpin 47 anggota Komisi I dari berbagai partai politik serta 4 wakil ketua Komisi I.
Siapa Meutya Hafid?

Dilansir dari berbagai sumber, Meutya Viada Hafid lahir di Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 1978.
Ia adalah seorang politikus dan mantan pembawa acara berita televisi, yang saat ini menjabat sebagai anggota Komisi I DPR Republik Indonesia dari Partai Golkar sejak tahun 2010.
Sebelumnya, ia bekerja sebagai jurnalis di Metro TV, Meutya membawakan acara berita serta menjadi presenter di beberapa acara.
Tragedi penyanderaan
Pada 18 Februari 2005, Meutya dan rekannya juru kamera Budiyanto diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak.
Kontak terakhir Metro TV dengan Meutya adalah pada 15 Februari, tiga hari sebelumnya.
Mereka akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.
Sebelum ke Irak, Meutya juga pernah meliput tragedi tsunami di Aceh.
Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri, yaitu 168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak.