Truk Antri Solar di SPBU, Pertamina MOR VII Sulawesi Minta Warga Tak Panik
Supervisor Communication Pertamina MOR VII, Ahad Rahedi mengatakan, sebenarnya stok BBM jenis solar ada dan tersedia.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sopir truk di beberapa daerah di Sulsel kesulitan mendapatkan bahan bakar, khususnya jenis solar.
SPBU di Masamba, Palopo, Jeneponto, dan beberapa daerah lainnya kehabisan solar, yang membuat truk mengantre dan menunggu hingga berjam-jam.
Kejadian seperti ini sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.
• 7 Fakta Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UMI Ditangkap, Nama Lengkap, Usia, Fakultas Asal
Supervisor Communication Pertamina MOR VII, Ahad Rahedi mengatakan, sebenarnya stok BBM jenis solar ada dan tersedia.
Untuk itu Ia meminta masyarakat tak panik dan membeli BBM di luar kebutuhannya.
"Stok BBM jenis solar ada dan tersedia, tapi kami himbau masyarakat agar tidak panik dan membeli BBM di luar kebutuhan," kata Ahad kepada Tribun Timur, Kamis (14/11/2019).
• Pendaftaran CPNS 2019 sscasn.bkn.go.id Kemenpora Buka 11 Formasi S1 & D3, Ini Rincian & Pelaksanaan
Menurut Ahad, Pertamina menyalurkan BBM solar sesuai dengan kuota penugasan yang diberikan oleh pemerintah.
Bahkan sampai bulan September 2019, Pertamina sudah menyalurkan BBM solar melebihi kuota yang ditugaskan
"Untuk itu upaya penyesuaian yang kami lakukan agar supaya BBM solar dapat tetap tersedia sampai dengan akhir tahun tanpa melebihi angka kuota yang sudah ditetapkan," pungkasnya.
• Studio Sempat Sunyi Saat Nama Asli Zaskia Gotik Sahabat Ayu Ting Ting Dibongkar Vicky Prasetyo
Solar Langka, Puluhan Truk Antre di SPBU Kalukuang Jalan Poros Jeneponto
Puluhan truk berjejer menunggu solar di SPBU Kalukuang Jl Lanto Dg Pasewang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulsel, Kamis (14/11/2019).
Pantauan TribunJeneponto.com pukul 09.00 Wita antrian puluhan truk tersebut membuat jalan mengalami kepadatan.
Bahkan, kendaraan besar mesti hati-hati mengingat sempitnya jalan akibat truk parkir di badan jalan.
• Aturan Baru Nikah di Era Jokowi Jilid 2 Jangan Harap Dapat Surat Nikah Jika Tak Punya Sertifikat Ini
• Pendaftaran CPNS: Login di https://sscasn.bkn.go.id sscn.bkn.go.id, 6 Kementerian Terima Lulusan SMA
• Ahok Jadi Dirut PLN atau Pertamina Usai Temui Erick Thohir? Bocoran Luhut Panjaitan, Tunggu Jokowi
Bahkan antrian truk tersebut sekitar 100 meter dari jalan poros Jeneponto ke tempat pengisian solar.
Salah seorang pengemudi truk Asri (25) mengatakan Ia sudah hampir dua jam mengantre demi mendapatkan BBM Jenis solar.
Hal itu Ia lakukan karena beberapa SPBU di Jeneponto tak tersedia solar.
"Saya sudah hampir dua jam ini mengantre, karena banyak sekali butuh solar," katanya.
"Ini kami lakukan karena kendaraan ini hanya bisa jalan menggunakan bahan bakar solar," pungkasnya.
Pengemudi truk asal kecamatan Bangkala itu menambahkan rela antre karena harga solar di pengecer cukup mahal.
"Maumi diapa karena kalau belli diluarki mahal, jadi ini mami terpaksa kami antre," tutupnya.
Dari Luwu Timur Hingga Palopo Tak Ada SPBU Jual Solar
Sopir angkutan umum di Kota Palopo keluhkan persediaan solar di sejumlah SPBU yang kosong.
Salah satunya Enal, sopir angkutan rute Palopo - Luwu Timur.
• 3 Incaran Ketum Partai Nasdem Surya Paloh untuk Pilpres 2024 Ganti Jokowi, Anies Baswedan Hati-hati
Ia mengatakan, sejak dari Lutim hingga Palopo semua SPBU tidak menjual solar. Yang ada hanya solar jenis dex.
Enal terpaksa membeli solar eceran di pinggir jalan yang harganya jauh lebih mahal.
• Dukung IKM Sulsel, Lies F Nurdin MoU dengan Kakanwil Kemenag dan Kemenkumham Sulsel
"Harga normal solar Rp 5100 perliter. Kalau dieceran tadi per jeriken yang berisi lima liter harganya Rp 50 ribu," jelasnya.
Enal berharap, ketersediaan solar harusnya dapat terjaga.
• Mentan Syahrul: Saya Suka Bupati dan Gubernur yang Agresif
Mengingat dirinya menggantungkan nasibnya pada mobil miliknya.
"Kalau begini kita pusing. Kita juga rugi, harus beli BBM lebih mahal," imbuhnya.
• Timnas Iran Ditahan Imbang, Pelatih Hamid Estili Ungkap Kekecewaan
Pantauan TribunPalopo.Com, Rabu (13/11/2019) malam, nyaris semua SPBU tidak melayani penjualan. Solar maupun premium kosong.
Belum ada konfirmasi resmi dari Pertamina Palopo terkait hal tersebut.
• Umat Buddha Rayakan Sanghadana Kathina 2563 TB
Diduga Prioritaskan Pengusaha, Pelayanan SPBU Jawi-jawi Bantimurung Dikeluhkan Warga
Pelayanan SPBU Jawi-jawi, Desa Minasa Baji, Kecamatan Bantimurung, Maros, dikeluhkan oleh warga.
Pasalnya, warga setempat yang datang untuk membeli solar sebanyak 20 liter, tidak dilayani oleh petugas.
Padahal warga tersebut merupakan warga Bantimurung dan petani.
Sementara jika, pembelian dalam jumlah banyak, petugas SPBU yang berada di jalan poros Bantimurng tersebut, melayani.
• IZI Sulsel-MTT Foundation Berdayakan Ekonomi Masyarakat Sulsel Melalui Program 1000 Lapak Berkah
• BREAKING NEWS : Bayu Gatra Bocorkan Kembali ke PSM
• KNPI Parepare Serahkan Naskah Akademik Ranperda Kepemudaan ke Komisi II DPRD
"Saya sudah pernah membawa jerigen 20 liter untuk beli solar di SPBU Jawi-jawi. Tapi ditolak. Katanya harus ada keterangan dari pemerintah setempat," kata seorang warga, Udin, Rabu (13/11/2019).
Udin terpaksa kembali ke rumahnya. Namun saat itu, ia melihat sejumlah mobil pick up dan motor mengangkut jerigen.
Saat masuk di pompa bensin, pengendara tersebut dilayani. Semua jerigen diisi dengan solar hingga penuh.
"Kami datang, ditolak. Tapi mobil dan motor pengangukut, dilayani dengan baik. Itu tidak adil," katanya.
Untuk melancarkan aksinya, terduga pengusaha tersebut membungkus jerigen dengan karung. Saat tiba, langsung dilayani operator.
"Dulu, malam ji nadatang itu bawa mobil. Sekarang, biar siang. Sudah terang-terangan. Sementara, warga yang hanya membeli sesuai aturan, dicueki," katanya.
Udin menyampaikan, SPBU tersebut bukan hanya melayani warga Bantimurung. Dari luar kecamatan, bahkan kabupaten pun dilayani.
• IZI Sulsel-MTT Foundation Berdayakan Ekonomi Masyarakat Sulsel Melalui Program 1000 Lapak Berkah
• BREAKING NEWS : Bayu Gatra Bocorkan Kembali ke PSM
• KNPI Parepare Serahkan Naskah Akademik Ranperda Kepemudaan ke Komisi II DPRD
Hal itu diketahuinya, setelah ada rekannya dari luar Bantimurung mengaku dilayani oleh SPBU tersebut.
"Jadi bukan hanya warga Bantimurung yang dilayani. Ada yang dari Kabupaten Bone. Kecamatan Camba, juga ada. Padahal, ada juga di SPBU di sana," katanya.
Dia meminta PT Pertamina melakukan pemantauan dan memberikan sanksi kepada SPBU Jawi-jawi. Karena diduga bekerja tanpa berdasarkan aturan.
Warga lain, Arif mengaku mengalami hal yang sama. Dia juga ditolak saat akan membeli jerigen. Padahal, saat antre, sejumlah pick up dan motor membawa jerigen.
"Saya juga temukan, banyak pick up dan motor bawa jerigen. Semua dilayani. Tapi kami tidak," katanya.
Arif menjelaskan, sebelum pick up tersebut melakukan pengisian, sopir melakukan pemantauan dari luar.
Jika kondisi memungkinkan, mereka langsung masuk melakukan pengisian. Setelah jerigen penuh, sopir langsung keluar dari pekarangan SBPU.
Sopir lalu memarkir kendaraan di depan sebuah warung dekat SPBU. Setelah semua dilayani, oknum SPBU mendatangi sopir tersebut.
"Jadi setelah pengisian, sopir-sopir ini berkumpul di warung. Mereka menunggu petugas SPBU," katanya.
Saat bertemu, sopir menyetor sejumlah uang 'jeringen' ke operator tersebut. Transaksi terjadi di tempat khusus, warung tersebut.
"Saya lihat dari jauh, pengusaha-pengusaha itu, menyetor Rp 7 ribu setiap jerigen. Mereka transaksi sembunyi-sembunyi," katanya.
Dia menyampaikan, dalam sehari paling sedikit SPBU tersebut melayani pembelian 200 jerigen. Jadi dalam sehari, oknum meraup keuntungan minimal Rp 1,4 juta.
"Disitu, paling sedikit 200 jerigen yang dilayani. Itu dikali Rp 7 ribu. Mereka lebih mengutamanan untung dibanding layanan," katanya.
Menurutnya, di SPBU tersebut ada petani dan pengusaha yang membeli. Namun kadang petani dipersulit.
"Memang ada petani yang diberikan solar. Tapi lebih banyak pengusaha. Kenapa juga harus ditutupi dengan karung. Itu mencurigakan," kata dia.
Sementara, Pengawas SPBU, Sonya mengatakan, pihaknya hanya melayani petani yang membeli BBM.
Hal itu dilengkapi dengan surat keterangan dari pemerintah setempat.
"Di sini petani yang diisi. Semua ada suratnya. Dilayani kalau ada suratnya. Karena pembeli di sini antre. Ada suratnya baru dibuatkan nomor antrean," katanya.
Terkait berkumpulnya sopir di warung, Sonya mengatakan, biasanya pembeli kalau selesai mengisi dia istirahat dan membeli minuman.
Operator juga kerap membeli makanan minuman di warung samping SPBU.
"Di sini nomor antrean bisa sampai 60. Itu satu shift, itupun ada suratnya dikumpulkan baru dibuatkan antrean. Satu surat satu jerigen," katanya.
Dia mengklaim, telah melayani sesuai dengan prosedur, ada suratnya baru diisikan.
"Kalau pun menggunakan mobil, karena sebagian petani yang tidak punya kendaraan, biasa minta tolong diantarkan. Semuanya ada suratnya," katanya
Kalau jerigen 20 liter, Sonya memastikan warga tersebut dilayani. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: