Gara-gara Dana BOS, Listrik SMAN 20 Makassar Diputus
Kepsek SMAN 20 Makassar, Mirdan, mengatakan PLN memutus listrik sekolahnya secara sepihak dan tanpa prosedur.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Imam Wahyudi
"Ini kita sudah empat hari kita dalam gelap. Kenapa listrik kita diputuskan," katanya kepada Tribun. Pembeli pun urung menuju Basement karena hanya cahaya lilin di depan kios mereka.
"Lihat mi ini, tak ada pembeli. Lama-lama kita bangkrut kalau seperti ini terus," katanya.
Itulah keluh kesah Wiwi kepada Tribun ketika berkunjung ke Pasar Terong.
Pedagang Pasar Terong memang memprotes kebijakan sepihak pengelola Perusahaan Daerah (PD) Pasar yang menggembok panel pengontrol aliran listrik ke kios-kios pedagang.
Pedagang rempah-rempah, Mus (35) kepada wartawan mengakui sangat resah dengan tindakan sepihak pihak PD Pasar yang menggembok panel listrik tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Padahal tak ada tunggakan listrik kepada pengelola maupun pihak PD Pasar.
"Kami minta pak Wali Kota mengevaluasi pihak PD Pasar yang merugikan kami para pedagang. Coba kalau ada korsleting tentu panel kontrol berguna tapi ini karena digembok kita juga resah, dampaknya ketika ada korsleting kios-kios terancam akan terbakar," kata Mus.
Terpisah, Pengelola Pasar Terong, Abdul Rahman Turu mengungkapkan tak tahu alasan penggembokan panel kontrol listrik sementara seluruh tagihan listrik pedagang telah disetor ke PD Pasar.
"Tidak ada penunggakan sedikit pun, makanya kami (pengelola) juga sangat sayangkan tindakan PD Pasar yang seenaknya melakukan penggembokan panel," katanya.
Ia mengungkapkan pihak PD Pasar beralasan melakukan penggembokan dengan tudingan pengelola melakukan pencantolan listrik sehingga sempat melaporkan ke pihak kepolisian dan PLN.
"Namun setelah dilakukan pemeriksaan dan disaksikan juga oleh pihak PD Pasar tak ada sedikit pun bukti tuduhan yang dimaksud tapi pihak PD Pasar tetap tidak membuka gembok panel listrik yang digunakan sebagai pengontrol aliran listrik jika terjadi korsleting," kata Turu. (*)