Warga Bonto Ramba Maros Tagih Janji Pemerintah Bangun Jembatan
Sebab, dusun tersebut hanya memiliki jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu. Padahal, jembatan merupakan akses siswa dan warga saat beraktivitas.
Penulis: Amiruddin | Editor: Ansar
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Warga Dusun Bonto Ramba, Desa Bonto Matenne, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, membutuhkan pembangunan jembatan.
Sebab, dusun tersebut hanya memiliki jembatan yang terbuat dari bambu dan kayu. Padahal, jembatan merupakan akses siswa dan warga saat beraktivitas.
Seorang warga, Makmur mengatakan, Rabu (6/11/2019) pembangunan infrastruktur di Maros belum merata. Alasannya, dusunnya belum mendapat perhatian khusus.
• Operasi Zebra 2019 Berakhir, Segini Pelanggaran Ditindak di Kabupaten Wajo
• BLAK-BLAKAN Ricky Zainal, Suami Mommy Asf Beberkan Fakta Lain soal Kisah Layangan Putus yang Viral
• LINK Live Streaming Live RCTI Timnas U-19 Indonesia vs Timor Leste Kualifikasi Piala Asia U-19 2020
Padahal dusun tersebut, tak jauh dari pusat pemerintahan. Beberapa kali diwacanakan pembangunan jembatan dan jalan, namun belum pernah terealisasi.
"Pengembangan infrastruktur di Maros, belum merata. Di Dusun kami, jembatan kayu masih difungsikan. Jalan juga, masih setapak," katanya.
Menurutnya, peran aktif pemerintah sangat diharapkan oleh warga. Khususnya pemerintah desa.
Seharusnya, pemerintah setempat telah menyikapi keluhan warga. Setiap beraktivitas, warga terpaksa melintas di jembatan kayu. Kondisnya juga mulai rapuh.
"Kami sangat berharap pemerintah, memperhatikan warga di sini. Agar dapat membuatkan jembatan sebagai akses anak sekolah dan warga," katanya.
• Operasi Zebra 2019 Berakhir, Segini Pelanggaran Ditindak di Kabupaten Wajo
• BLAK-BLAKAN Ricky Zainal, Suami Mommy Asf Beberkan Fakta Lain soal Kisah Layangan Putus yang Viral
• LINK Live Streaming Live RCTI Timnas U-19 Indonesia vs Timor Leste Kualifikasi Piala Asia U-19 2020
Jembatan tak layak tersebut merupakan akses penghubung Kampung Bontorea dan Dusun Bontoramba.
"Sudah beberapa kepala desa, namun sampai saat ini belum juga ada realisasi. Padahal desa mengelola anggaran miliaran rupiah," ujar dia.
Dia berharap, pembangunan jembatan dan ruas jalan, dilakukan sebelum puncak musim hujan.
Jika tidak, maka hal tersebut mengancam keselamatan warga, khususnya murid yang melintas.
"Kami harap, jembatan bambu ini diganti sebelum ada korban jiwa. Jangan baru mau berindak sebelum ada korban jiwa," ujar dia. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
A