TRIBUN WIKI
Pimpinan ISIS Abu Bakar al Baghdadi Dikabarkan Tewas, Indonesia Tetap Harus Waspadai Hal ini
Pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi Dikabarkan Tewas, Indonesia Tetap Harus Waspadai Hal ini
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Menurutnya, kelompok ini adalah salah satu pemberontak kuat dalam Perang Sipil Suriah yang telah diakui secara resmi sebagai afiliasi al-Qaeda di Suriah dan Libanon.
"Kelompok Jabath al-Nusra berbaiat setia kepada pemimpin Al-Qaidah, Ayman al-Zawahri. Jabhat al-Nusra diketahui sudah masuk dalam daftar organisasi teroris yang ditetapkan oleh PBB dan sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan Rusia," kata dia.
Lebih lanjut, ia menyebut bukan hal mustahil pula apabila anggota ISIS nantinya akan bergabung dengan Jabhat al-Nusra.
Meskipun kelompok ini berseberangan dengan ISIS, Stanislaus menilai perpindahan kelompok sangat dimungkinkan jika antar kelompok tersebut mempunyai lawan atau tujuan yang sama.
Kemungkinan lainnya, kata dia, simpatisan ISIS akan tercerai berai dan membangun kekuatan baru, baik di daerah baru maupun daerah asal masing-masing mereka.
"Terdesaknya ISIS terutama dengan tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi akan membuat para kombatan dan simpatisan ISIS tercerai berai, mencari daerah lain untuk membangun kekuatan baru, kemungkinan ke Afganistan, atau kembali untuk melakukan aksi di daerah asalnya masing-masing. Jika kemungkinan terakhir ini yang terjadi maka akan menjadi sinyal bagi Indonesia untuk lebih waspada terhadap ancaman terorisme," tandasnya.
3. Potensi bangkitnya Al-Qaeda di Indonesia
Stanislaus Riyanta mengungkapkan, tewasnya Abu Bakar al-Baghdadi berpotensi memicu kebangkitan Al-Qaeda di Indonesia.
Al-Qaeda di Indonesia atau yang lebih dikenal dengan nama Jamaah Islamiyah (JI) cenderung merupakan sel tidur selama ISIS masih eksis di Timur Tengah.
Namun, Stanislaus mengatakan, JI kembali menggeliat dalam beberapa waktu terakhir, terutama saat ISIS di Timur Tengah semakin terdesak.
Hal ini terlihat dari ditangkapnya anggota JI di Gresik pada Mei 2019 lalu.
Selain itu, tokoh penting JI di Indonesia lain yang sudah buron sejak 2003, Para Wijayanto, juga ditangkap.
Para Wijayanto menjadi salah seorang aktor penting dalam rangkaian aksi teror di Indonesia, seperti Bom Bali.
"Saat ini JI diketahui melakukan konsilidasi organisasi bahkan hingga mempunyai unit bisnis seperti perkebunan kelapa sawit untuk menghidupi organisasinya," ujar Stanislaus, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).
Ia melihat keberadaan JI yang mempunyai tujuan untuk membentuk kekhalifahan di Indonesia, masih cukup kuat.