Silaturrahim JK dan AAS
Wapres RI 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) dan Menteri Pertanian (2014-2019) Andi Amran Sulaiman (AAS) bertemu di Masjid Al Markaz pada 26 Oktober 2019
Ada juga yang menyebut Andi Amran Sulaiman (AAS), the rising star dari Sulsel. Sebagai Menteri Pertanian periode 2014-2019, ia pun dinilai memiliki potensi. Melihat sepak terjangnya di Pilkada Sulsel 2018 lalu, tak sedikit yang berpendapat kalau itu adalah bagian dari skenario Amran untuk menancapkan pengaruhnya di Sulawesi Selatan.
Apakah itu penanda bahwa AAS ‘berambisi’ merebut who the next JK? Bisa iya bisa tidak.
Tetapi, kalau iya, mengapa tidak? Itu sah-sah saja. Lagi pula, disadari atau tidak, untuk menjaga stabilitas dan harmoni di Sulsel, memang senantiasa diperlukan ada sosok yang dituakan.
Selama ini, sosok yang dituakan itu berhasil dengan baik diperankan oleh Pak JK. Harus pula diakui bahwa bagaimanapun gentingnya situasi politik di Sulsel dalam dua dekade terakhir, realitasnya, semua dapat terkendali, antara lain, berkat adanya sosok yang dituakan itu.
Yang menarik dari sosok Amran adalah, ia tak menjadikan Pak JK sebagai patron. Maka wajar saja jika kemudian tak pernah diberitakan sowan kepada Pak JK. Selama lima tahun berada di kabinet Jokowi – JK, Amran justeru diidentifikasi sebagai antitesa Pak JK.
Lantas, apa kira-kira respon publik Makassar, kalau tiba-tiba muncul berita bahwa AAS bertemu Pak JK? Benar saja, Amran telah bertemu Pak JK di Al Markaz Al Islami Makassar pada 26 Oktober 2019, jelang magrib.
Pertemuan itu kemudian memantik diskusi pada keesokan harinya. Banyak yang menyayangkan, mengapa silaturrahim semacam itu baru terjadi setelah keduanya menjadi mantan. Ah, tidak apa. Sebut saja, silaturrahim dua mantan. Selain itu, tak perlu pula kepo mempertanyakan agenda yang dibicarakan.
Menurutku, tidak penting. Penulis malah memuji sikap Amran yang mau berendah hati menemui Pak JK pada saat beliau menjadi mantan.
Amran memang juga mantan, tetapi ia relatif masih muda, 51 tahun. Artinya, ia masih memiliki prospek dan kesempatan untuk kembali berkiprah di kancah elite nasional dalam sepuluh atau lima belas tahun ke depan.
Amran memang mungkin tak pernah menemui Pak JK secara pribadi pada saat beliau masih berkuasa. Tetapi apa yang dilakukan Amran di Al Markaz itu adalah contoh yang baik. Amran telah menunjukkan bagaimana selayaknya nilai sipakatau dan sipakalebbi itu diamalkan secara tulus terhadap seseorang yang tak lagi punya sesuatu untuk dimanfaatkan. (ym)