Dzikir Akbar di Masjid Taqwa Makassar Sambut Hari Santri Nasional
Seperti halnya yang dilakukan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Makassar, Kementerian Agama, dan Forum Santri Nasional Makassar.
Penulis: Abdul Azis | Editor: Imam Wahyudi
Ia mencontohkan, salah satu tantangan zaman saat ini yakni kemampuan berbahasa Inggris. Era revolusi industri 4.0 kini mewajibkan generasi memiliki skill kemampuan berbahasa Inggris.
Untuk itu, katanya, santri-santri maupun pondok pesantren mesti meningkatkan kualitas diri ke depan.
"Ini satu contoh kecil, kalau tidak ditangani denga baik, anak-anak kita hanya jadi tukang potong kambing, ataupun tukang azan di masjid," bebernya.
Puang Makka menuturkan, jika generasi yang diperkirakan mendominasi pada tahun 2030 adalah orang-orang yang berusia 30 hingga 40 tahun kelak.
Generasi tersebut, katanya, yang lahir pada tahun 1980 hingga 1990-an.
"Kualitas anak-anak kita mesti dikembangkan sesuai tuntutan zaman. Jadi ini saya harapkan satu pemikiran untuk kita semua," bebernya.
"Kita berharap agar pondok pesantren senantiasa dipikirkan, mesti dikembangkan inovasi. Bagaimana kekuatan pondok pesantren menerima energi masa depan," tandasnya.

Diketahui, dalam dialog santri tersebut, juga menghadirkan sejumlah pembicara lain.
Antara lain, Pimpinan Pondok Pesantren AN Nadhlah, Dr KH Afifuddin Harisah. Santri alumni Pondok pesantren DDI Mangkoso' AS Kambie. Serta praktisi politik selaku jebolan PP Darul Arqam Bombara.
Laporan Wartawan Tribun Gowa @bungari95
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: