Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Spesies Ikan Capungan Banggai Nyaris Punah, BPSPL Makassar Lakukan Monitoring di Sulawesi Tengah

Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar menjalankan salah satu program konservasi ikan Capungan Banggai / Banggai Cardinal Fish

Penulis: Alfian | Editor: Arif Fuddin Usman
Spesies Ikan Capungan Banggai Nyaris Punah, BPSPL Makassar Lakukan Monitoring di Sulawesi Tengah - balai-pengelolaan-sumberdaya-pesisir-dan-laut-bpspl-makassar.jpg
dok shannon
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar menjalankan salah satu program konservasi ikan Capungan Banggai / Banggai Cardinal Fish / BCF.
Spesies Ikan Capungan Banggai Nyaris Punah, BPSPL Makassar Lakukan Monitoring di Sulawesi Tengah - balai-pengelolaan-sumberdaya-pesisir-dan-laut-bpspl-makassar-1.jpg
dok bpspl makassar
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar menjalankan salah satu program konservasi ikan Capungan Banggai / Banggai Cardinal Fish / BCF.

Dalam melaksanakan program ini, BPSPL Makassar bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin, dan Universitas Tadulako serta instansi terkait lainnya.

Lebih lanjut Andry menjelaskan, tim akan melakukan monitoring menggunakan metode belt transect. Di mana, transek garis akan dibentangkan sejauh 20 meter dari garis pantai.

Lalu, surveyor yang melakukan snorkeling akan mengamati seraya menghitung BCF (visual census) dan mikrohabitatnya di sisi kiri dan kanan transek garis dengan lebar masing-masing 2,5 meter.

Setelah monitoring, tim akan melaporkan hasil pengamatan di lapangan melalui sesi ekspose, Senin (21/10/2019).

Selain pelaporan hasil monitoring, dalam forum itu juga akan mendiskusikan cara pengelolaan lestari BCF, dan rencana lanjutan konservasi jenis pada tahun 2019-2020.

Andry pun berharap kegiatan ini dapat berjalan lancar, utamanya cuaca yang mendukung. Sehingga, menghasilkan data populasi BCF yang valid.

“Setelah monitoring BCF, diharapkan ada perubahan perilaku masyarakat. Salah satunya perilaku untuk tidak mengkonsumsi mikrohabitat berupa bulu babi dan anemon, sehingga dapat mengurangi tekanan pada pemanfaatan BCF maupun habitatnya”, harap Andry. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved