Sampah Penuhi Kanal Kerung-Kerung dan Abubakar Lambogo, Begini Reaksi Camat Makassar
Seperti yang terlihat di Jl Inspeksi Kanal Kerung-Kerung, Kelurahan Maradekaya Utara, Kecamatan Makassar, Minggu (6/10/2019) siang.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Persoalan sampah berserakan masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Makassar.
Seperti yang terlihat di Jl Inspeksi Kanal Kerung-Kerung, Kelurahan Maradekaya Utara, Kecamatan Makassar, Minggu (6/10/2019) siang.
Tumpukan sampah mengapung di kanal tersebut.
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Mola TV Newcastle United vs Manchester United, Akses di Sini
Selain tampak jorok, pengendara yang melintasi jalan inspeksi kanal yang tembus ke Jl Abubakar Lambogo itu juga cukup terganggu dengan bau busuk yang cukup menyengat.
Begitu juga di kanal Jl Abubakar Lambogo, Kecamatan Makassar, juga terlihat dipenuhi sampah plastik.
Kebanyakan menumpuk di bawah jembatan yang dipasangi jaring.
Baca: Kronologis Polisi Aiptu Pariadi Tembak Istri Lalu Dor Kepala Sendiri hingga Tewas, Anak Ungkap Motif
Camat Makassar, M Ruly yang dikonfirmasi terkait kondisi itu, mengaku akan segera melakukan pengecekan, Senin (6/10/19).
"Besok akan kita cek, tapi itu sebenarnya sudah rutin dibersihkan karena kita kan ada Sabtu bersih, kerja bakti bersama warga," kata Ruly.
Selain itu, pihaknya mengaku telah kembentuk satgas yang beranggotakan enam orang di tiap keluarahan dari total 14 kelurahan yang ada di Kecamatan Makassar.
Baca: FOTO: Main Lambasena di Jalan Jenderal Sudirman Makassar
"Saya akan coba juga tanya ke satgasnya, karena kita sudah ada satgas di 14 kelurahan masing-masing enam orang satu kelurahan," ujarnya.
Satgas yang dibentuk lanjut Ruly, ditugaskan khusus menjaga kebersihan lingkungan khususnya kanal dengan upah Rp 40 ribu per orang.
"Rutin sebenarnya dibersihkan karena itu tugasnya memang satgas, dan mereka itu rutin juga melaporkan kegiatan pembersihannya melalui foto dokumentasi yang dikirim," jelas Ruly.
Selain sampah, pemukiman di Jl Inspeksi kanal Kerung-kerung juga tampak kumuh.
Baca: Silk Air Tujuan Australia Mendarat Darurat di Bandara Hasanuddin, Penumpangnya Dibawa ke Wahidin
Sore Ini, JK Bakal Beri 10 Motor Pengangkut Sampah ke Pemkot Makassar
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla bersama Mufidah Kalla, akan melakukan kunjungan kerja di Makassar, Sabtu-Senin (5-7/10/2019).
JK akan menghadiri takziah mantan Gubernur Sulsel, HZB Palaguna, Sabtu (5/7/2019).
Selain itu, JK juga akan memberikan bantuan armada pengangkut sampah kepada Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb untuk mendukung “Indonesia Bersih dan Zero Sampah Tahun 2025.”
Tiba di Toraja, 153 Pengungsi Kerusuhan Wamena Diberi Pelayanan Kesehatan Gratis
Pulang ke Bone, 3000 Personel Gabungan Amankan Kunjungan JK
Da Tergoda Jadi Suami CEO, Miliarder, tapi Beberapa Saat Setelah Nikah Malah Hal Tragis Terjadi
JK akan memberikan armada ini di rumah jabatan wali kota Makassar, Jl Penghibur, Makassar, Sulsel, Minggu (6/10/2019) sore.
JK akan memberikan 10 unit pengakut sampah 3 roda.
“Kegiatan sudah terjadwal dan kita sudah persiapkan untuk besok,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, Iskadandar.
Kunjungan ini bakal menjadi hal terakhir dari JK sebagai wakil presiden. Ia akan mengakhiri masa jabatan sebagai wakil presiden, 20 Oktober 2019.
Sebelumnya Iqbal Suhaeb Jamu Investor
Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb dan jajaran Pemerintah Kota Makassar menerima investor pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di Balaikota Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar, Sulsel, Rabu (11/9/2019).
Hadir langsung pengusaha dari Jakarta Japan Club, PT Sumitomo.
PT Sumitomo selama ini fokus membangun pembangkit listrik tenaga sampah di dunia.
PT Sumitomo Corporation menggandeng Hitachi Zosen dari Jepang, menawarkan secara serius kerja sama dengan Pemerintah Kota Makassar untuk pembangunan PTLSa.
Dalam perjalanan presentasi, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, datang langsung melihat presentasi PT Sumitomo.
Kabar Buruk untuk Petani Sawit Sulbar, Harga TBS Kembali Turun
Dorong Petani Ke Industri Pangan, Kementan Bentuk SP3T
Lahan Jati di Pegunungan Kukku Enrekang Terbakar, Sumber Api Diduga dari Puntung Rokok
Iqbal Suhaeb mengatakan, pengangkutan sampah di Makassar masih di angka 80 persen. Bahkan, setiap hari produksi sampah terus bertambah.
Sehingga, butuh langkah serius untuk menangani sampah ini.
"Belum ada proses pengurangan sampah di Tamangapa (Tempat Pembuangan Akhir). Malah setiap hari bertambah," katanya.
Sehingga, Pemkot mengundang investor supaya sampah lama bisa diolah untuk menghasilkan manfaat berupa listrik.
Rencananya, pembangkit listrik ini bakal mengolah 1 ton sampah menjadi energi listrik sebesar 400-800 kWh.
TPA Tamangapa Makassar menampung sampah 1.131 Ton per hari, dari estimasi jumlah penduduk kota Makassar 1,5 Juta jiwa.
PT Sumitomo bakal melakukan feasibility studi (studi kelayakan) paling lambat satu tahun.
"Hasil feasibility studi ini akan menentukan kapasitas mesin," katanya.
Ia lebih suka jika sampah Maros, Gowa dan Takalar bisa masuk ke PLTSa ini.
"Misalnya, dari Maros Gowa, kalau Maros membuat alat sendiri, maka potensi sampah terlalu sedikit. Makin banyak sampah makin bagus," katanya.
Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menjadi leading sector proyek ini.
"Pihak kementerian mengundang beberapa feasibility studi. Nanti Kemenko Kemaritiman yang tentukan itu," katanya.
Dasar hukum pembangunan PLTSa sangat jelas yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan pada 12 April 2018.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Jaga Kebersihan Rammang-rammang Maros, Bosowa Semen Sumbang Tempat Sampah
TRIBUN-MAROS.COM, BANTIMURUNG - Manajemen PT Semen Bosowa Maros (Bosowa Semen) menyumbangkan beberapa unit tempat sampah di kawasan wisata karst Rammang-rammang, Kabupaten Maros.
Destinasi wisata yang berjarak sekitar empat kilometer dari kawasan pabrik Bosowa tersebut, mendunia sejak kemunculannya 2013 lalu.
Rammang-rammang yang berada di Kampung Berua, Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, memiliki magnet yang dapat menyerap wisatawan.
Hal ini diutarakan Community Development Bosowa Semen, Nur Alang, Kamis (26/9/2019).
Nur Alang mengatakan, bantuan sejumlah tempat sampah ini diharapkan dapat memperindah keberadaan Rammang-Rammang.
Tujuannya, agar wisatawan merasa nyaman dan tak henti datang ke Rammang-Rammang.
“Dalam rangka peningkatan kebersihan oleh pemerintah desa pada area wisata Rammang Rammang, kami diminta untuk terlibat. Semoga bantuan ini bermanfaat untuk kenyamanan wisatawan dan bentuk kepedulian lingkungan,” kata Nur Alang, via rilis, Humas Bosowa Semen.
Bantuan tersebut bukan yang pertama dilakukan Bosowa Semen.
Alang menambahkan, pada 2016 lalu, Bosowa menyumbangkan gazebo untuk melengkapi fasilitas di kawasan karst terpanjang kedua di dunia tersebut.
Hingga kini, kata dia, fasilitas tersebut masih digunakan wisatawan.
Kepala Desa Salenrang, Syahrir berterima kasih atas keterlibatan Bosowa dalam peningkatan kebersihan di desanya.
Ia berharap agar perusahaan industri lainnya dapat berperan aktif seperti Bosowa.
Pertanyakan Setoran Perahu ke Bumdes, Warga Rammang-rammang Diancam Audit
TRIBUN-MAROS.COM, BONTOA - Keberadaan pengemudi perahu jolloro di Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros, menambah penghasilan desa.
Meski tidak menerima bantuan dari Bumdes, namun warga yang beroperasi sebagai pengemudi perahu jolloro, tetap menyetor pendapatan untuk desa.
Baca: Viral Video Dukung Suhartina Bohari, Warga Maros: Waktunya Ada Orang Maros duduk di Senayan
Sejak tahun 2016 sampai 2018, warga telah menyetor anggaran untuk kas desa sebesar Rp 50 juta.
Hanya saja, anggaran yang telah disetor warga tidak pernah dibuatkan laporan pertanggungjawaban (Lpj), oleh Bumdes.

"Pengemudi jolloro tidak pernah diberikan anggaran dari Bumdes. Tapi kami tetap menyetor anggaran untuk penghasilan desa. Sudah ada Rp 50 juta yang telah kami setor," kata seorang warga, Iwan, Jumat (11/4/2019).
Baca: Petugas Bawaslu Tana Toraja Apel Patroli Pengawasan Politik Uang di Masa Tenang
Mirisnya, Rp 50 juta tersebut tidak pernah dilaporkan dan disetor kas desa.
Warga telah mempertanyakan hal tersebut, namun Bumdes tidak merespon.
Bahkan Bumdes malah mengancam akan mengaudit warga yang mempertanyakan setoran Rp 50 juta tersebut.
Baca: 6 Fakta Mahasiswi Undiksha Ditemukan Tewas di Kamar Kos, Ribut dengan Pacar & Penemu Mayatnya
Padahal warga tidak pernah diberikan anggaran.
"Malah kami yang diancam audit. Apanya kami yang mau diaudit. Anggaran Bumdes saja tidak pernah kami dapat. Justru jolloro yang memberikan penghasilan ke desa," katanya.
Baca: TRIBUNWIKI: Berikut Inilah Sampah Plastik Yang Tidak Terurai Bertahun-Tahun, Lihat Penampakannya
Warga meminta kepada tim audit atau penegak hukum, supaya segera mengusut kasus dugaan penyelewangan anggaran Bumdes.
Sementara, pengelola Bumdes Salenrang, Asri Siregar tidak merespon saat dikonfirmasi melalui ponsel. Pesan WhatsApp, juga tidak direspon.
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur:
Disbudpar dan UMMA Siapkan Tempat Sampah di Rammang-rammang
TRIBUN-MAROS.COM, BONTOA - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulsel dan Universitas Muslim Maros (UMMA), menyiapkan tempat sampah di Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Rabu (10/4/2019).
Selain itu, Disbudpar dan UMMA juga menyerahkan beberapa peralatan kebersihan dan botol air mineral.
Baca: Terima Telepon saat Berkendara, Nurlina Dijambret Pria Bertopeng di Turikale Maros
Hal tersebut dilakukan supaya warga dan wisatawan, dapat menjaga kebersihkan kawasan karts tersebut.
Warga diminta supaya tidak membuang sampah sembarangan.
Bantuan tersebut diserahkan oleh Plt Kepala Disbudpar Sulsel, Muh Firda dan disaksikan Rektor UMMA, Prof Nurul Ilmi Idrus, kepada perwakilan warga.
Baca: Tembak Sapi Betina di Mallawa Maros, Hasan Dg Jari Laporkan Syahril ke Polisi
"Kami membagikan botol air dan tempat sampah kepada warga. Kami harap, bantuan itu digunakan dengan baik, dan tetap menjaga kebersihan lingkungan," kata Prof Nurul Ilmi.
Prof Nurul mengatakan, warga harus bersama-sama menjaga lingkungan. Khususnya meminimalisir penggunaan bahan plastik.
"Selama ini, sampah menjadi sumber kerusakan lingkungan. Kami harap, warga tidak membuang sampah sembarangan. Hal itu dapat merusak pemandangan," katanya.
Baca: Pengurus Masjid Sebut Sudah 4 Kali Masjid Agung Jeneponto Kemalingan
Warga diminta untuk menggunakan tempat sampah yang tersedia di kawasan wisata. Jika membuang sampah sembarangan, maka akan merugikan.
Disbudpar Sulsel dan Umma akan memfasilitasi pembuatan Perdes berkaitan dengan pelestarian lingkungan di sekitar objek wisata yang ada di Desa Salenrang.
Baca: Alami Kelainan Jiwa, Seorang Pria di Buntao Toraja Utara Ditemukan Tewas Gantung Diri
Hal tersebut bertujuan untuk lebih memberikan perhatian dan pengendalian kepada warga dan pengunjung terkait pentingnya kebersihan lingkungan.
"Kami berharap, kedepan desa lain yang ada di Kabupaten Maros, juga memiliki Perdes yang berkaitan pelestarian lingkungan," ujarnya.
Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: