Diduga Tertabrak Rantis Polisi, Driver Ojol Makassar Ini Jalani Operasi di RS Bhayangkara
Diduga Tertabrak Rantis Polisi, Driver Ojol Makassar Jalani Operasi di RS Bhayangkara
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Suryana Anas
Diduga Tertabrak Rantis Polisi, Driver Ojol Makassar Jalani Operasi di RS Bhayangkara
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Irfan RahmatullaH (37), driver ojek online (ojol) yang turut menjadi korban saat polisi membubarkan unjuk rasa ricuh di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat (27/9/2019) malam, akhirnya telah menjalani operasi di RS Bhayangkara Makassar.
Hal itu diungkapkan Irfan ke tribun, Selasa (1/10/2019) usai menjalani operasi akibat patah tulang paha setelah tertabrak kendaraan taktis polisi.
"Alhamudillilah sudah operasi ini di RS Bhayangkara," kata Irfan melalui sambungan telepon.
Ia masuk ke RS Bhayangkara menjalani perawatan pada Minggu (29/9/2019) atau sehari setelah ia tertabrak.

Biaya pengobatan atau perawatannya kata Irfan ditanggung oleh pihak pemerintah.
"Saya masuk waktu hari Minggu setelah datang pak Walikota (M Iqbal Suhaeb). Yang tanggung biayanya katanya dari pohak pemerintah, saya tidak tahumi apaka pemerintah kota atau kepolisian yang jelas pemerintah katanya," ujar Irfan.
Saat ini, lanjut ayah satu orang anak ini, kondisinya pun mulai membaik. Namun, ia mengaku belum mengetahui kapan jadwalnya dapat diperbolehkan pulang ke rumah.
Sebelumnya diberitakan tribun, Irfan yang tertabrak kendaraan rantis polisk di Jl Urip Sumoharjo, meninggalkan perawatan di RS Ibnus Sina karena tidak cukup biaya.
Ia pun memilih mencari pengobatan tradisinal atau berobat kampung.
Kronologi tertabraknya Irfan, saat ia yang dari arah Tello atau Jl Perintis Kemerdekaan hendak menuju arah plyover.
Setibanya di depan gubernuran (kantor Gubernur Sulsel) ia (Irfan) melihat kerumunan massa yang berlarian dikehar polisi ke arah Jl Perintis.
Melihat banyaknya massa yang berhamburan, Irfan pun memutar balik motornya dan terpaksa melawan arah untuk menghindari kericuhan.
Namun nahas, saat kendaraanya belum jauh dari jarak ia memutar balik. Kendsraan taktis polisi sudah berada di belakangnya.
Ia pun tertabrak.
Motornya tergilas. Sementara Irfan terpental ke pinggir jalan.
"Untungnya saya terlempar ke kiri, seandainya ikutka motorku atau di tengah-tengahka, mungkin tergilaska," kata Irfan kepada tribun, Sabtu (28/9/2019).
Beberapa warga dan driver ojek yang melintas sigap menggotong Irfan dan membawanya ke RS Ibnu Sina, Makassar.
Di RS Ibnu Sina, Irfan menjalani perawatan medis. Ia difoto retgen dan diberi obat.
Oleh dokter, kata Irfan, paha kirinya divonis mengalami patah tulang dan harus menjalani operasi.
Namun, keterbatasan biaya membuatnya enggan menjalani anjuran dokter.
Ia memilih meninggalkan RS Ibnu Sina sebelum menjalani operasi lantaran tidak cukup biaya untuk berobat umum.
"Tidak ada BPJS ku kasihan, jadi keluarka sekita jam setengan 3 (dini hari). Karena itu saja hanya beberapa jamja di dalam sudah Rp 700an ribu nabayar istriku, karena masuk umumka," ujarnya dengan nada haru.
Irfan saat ini menjalani perawatan di rumahnya. Ia memilih pengobatan tradisional atau terapi pengobatan kampung (urut) agar tidak terbebani biaya perawatan yang baginya terlampau mahal.
"Dokter bilang semalam, bagaimana pak mauki dioperasi atau bagaimana? Jadi saya bilang berapa biayanya? Dia (dokter) bilang sekitar Rp 30an juta, jadi saya bilang janganmi, pulangma saja," ujarnya.
Sempat Jalani Perawatan di Rumah
Satu korban kendaraan taktis kini menjalani perawatan di rumahnya.
Korban yang dipulangkan ke rumahnya ialah, Irfan Rahmatullah. Irfan merupakan driver ojek online.
Irfan tertabrak kendaraan taktis, saat pihak kepolisian membubarkan unjukrasa di Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Jumat malam.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe mengatakan, satu dari dua korban sudah dipulangkan ke rumahnya, setelah menjalani perawatan di RS Ibnu Sina Makassar.
Bukti-bukti Bebby Fey Kok Tak Ada Foto Bersama Atta Halilintar? Ini Alasan Atta Batal Bikin Konten
Paulus Waterpauw Dipercaya Jadi Kapolda Papua Gantikan Rudolf Alberth Rodja, Ini Profilnya
Ingin Lebih Dekat dengan User, GMTD Gelar Ngopi Bareng
"Memang sore itu ada ojol yang jadi korban. Tapi tukang ojol hanya mengalami luka lecet dan sudah pulang ke rumahnya. Saat ini yang dirawat tinggal satu orang," kata Mas Guntur Laupe, Sabtu (28/9/2019).
Korban yang masih menjalani perawatan di RS Ibnu Sina ialah Dicky Wahyudi.
Dicky merupakan mahasiswa semester IV Universitas Bosowa.
"Saat ini yang dirawat tinggal satu orang atas nama Dicky," ujarnya.
Sementara Korban Irfan Rahmatullah yang dikonfirmasi lewat telepon, mengaku ia tidak mengalami luka lecet.
Namun akibat tabrakan mobil rantis itu, tulang paha kirinya patah.
Ia meninggalkan rumah sakit bukan karena sembuh lantaran hanya luka lecet. Melainkan ia tidak punya biaya untuk operasi yang nominalnya mencapai Rp 30 juta.
Kronologis Kejadian
Irfan tertabrak mobil taktis saat ia melaju dari Jl Perintis Kemerdekaan menuju arah Flyover Makassar.
Setibanya di depan kantor gubernur Sulsel, Irfan melihat kerumunan massa yang berlarian dikejar polisi ke arah Jl Perintis.
Melihat banyaknya massa yang berhamburan, Irfan pun memutar balik motornya dan terpaksa melawan arah untuk menghindari kericuhan.
Namun nahas, saat kendaraanya belum jauh dari jarak ia memutar balik, tiba-tiba kendaraan taktis sudah ada dibelakangnya. Ia pun tertabrak.
Motornya tergilas. Sementara Irfan terpental ke pinggir jalan.
"Untungnya saya terlempar ke kiri. Seandainya ikutka motorku atau di tengah-tengahka, mungkin tergilaska," kata Irfan kepada tribun, Sabtu (28/9/2019).
Newcastle United Perpanjang Kontrak Sean Longstaff Hingga 2022, Ini Profilnya
Kapolda Sulsel Tanggung Biaya Perawatan Dicky Wahyudi, Driver Ojol Patah Tulang?
Beberapa warga dan driver ojek yang melintas sigap menggotong Irfan, dan membawanya ke RS Ibnu Sina, Makassar.
Di RS Ibnu Sina, Irfan menjalani perawatan medis. Ia difoto rontgen dan diberi obat.
Oleh dokter, kata Irfan, paha kirinya divonis mengalami patah tulang dan harus menjalani operasi.
Namun keterbatasan biaya membuatnya enggan menjalani anjuran dokter.
Ia memilih meninggalkan RS Ibnu Sina sebelum menjalani operasi, lantaran tidak cukup biaya untuk berobat.
"Tidak ada BPJS ku kasihan. Jadi keluarka sekitar jam setengan 3 (dini hari). Karena itu saja hanya beberapa jamja di dalam sudah Rp 700an ribu nabayar istriku, karena masuk umumka," ujarnya dengan nada haru.
Irfan memilih pengobatan tradisional atau terapi pengobatan kampung (urut), agar tidak terbebani biaya perawatan yang baginya terlampau mahal.
"Dokter bilang semalam, bagaimana pak mauki dioperasi atau bagaimana? Jadi saya bilang berapa biayanya? Dia (dokter) bilang sekitar Rp 30an juta, jadi saya bilang janganmi, pulangma saja," ujarnya.
Saat ini, pihak keluarganya mencari tukang urut atau pengobatan alternatif.
Lalu bagaimana sikap kepolisian?
Hingga pukul 17.20 Wita, Irfan mengaku belum menerima telepon atau kunjungan dari pihak kepolisian.
Padahal dirinya merupakan korban tertabrak kendaraan taktis polisi.
"Belum ada dari polisi ini. Tadi malam di rumah sakit (RS Ibnu Sina) sampai sekarang belum ada yang datangi, begitu juga telpon," ujarnya.
Ia pun berharap agar pihak kepolisian mengerti dengan kondisinya.
Pasalanya ia harus rehat beberapa minggu, hingga beberapa bulan untuk mencari nafkah buat keluarganya.
"Kalau harapannya saya, setidaknya ada pertanggungjawaban dari polisi. Karena saya ini tertabrak mobil polisi kasihan," harap Irfan.
Selain itu, komunitas driver ojek onlinenya saat ini juga tengah berembuk untuk membahas kondisi yang dialami Irfan.
Kapolda Sulsel Tanggung Biaya Perawatan Dicky Wahyudi, Driver Ojol Patah Tulang?
Ingin Lebih Dekat dengan User, GMTD Gelar Ngopi Bareng
Selain menabrak Irfan, rantis polisi juga menabrak seorang mahasiswa Universitas Bosowa bernama Dicky Wahyudi (19) yang menjalani operasi di RS Ibnu Sina.
Sementara untuk kondisi Dicky Wahyudi, masih menjalani perawatan instesif di ruang operasi RS Ibnu Sina.
Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Bosowa, Ewaldo Aziz (22) mengungkapkan, Dicky sapaan Dicky Wahyudi mengalami sejumlah luka akibat kejadian itu.
"Yang luka itu, mata kanan bengkak, tulang rusuk bagian kanan remuk, dan bagian wajah alami luka lecet," kata Ewaldo Azis.
Akibat luka yang dialami, Dicky harus menjalani operasi.
Ia dioperasi beberapa saat setelah kejadian. Namun rencananya akan menjalani operasi kedua.
"Sudah operasi tadi malam waktu dibawa kesini. Tapi saya ketemu mamanya tadi, dia bilang mau dioperasi lagi untuk diangkat cairan gas air mata di paru-parunya," ujar Ewaldo.
Peristiwa tertabraknya Dicky oleh rantis polisi dikecam Ewaldo Aziz.
"Kami dari BEM Fakultas Hukum mengecam tindakan kepolisian khususnya Polda Sulsel terkait pengawalan aksi. Kepolisian sepatutnya hanya mengawal tentunya dengan SOP, bukan malah melakukan tindakan anarkis dengan menabrak rekan kami," tergasnya.
Ia pun berharap agar oknum polisi yang mengemudikan rantis saat melakukan penabrakan dapat diproses hukum. "Kalau perlu dicopot," ujarnya.
Baca: VIRAL Anak Muda Ini Nikahi 2 Pacar Sekaligus Alasan Tak Ingin Ada Sakit Hati, Fotonya Ramai Komentar
Baca: Siasat Dipakai Jokowi Demi Tak Dilengserkan Mahasiswa, Rekan Prabowo Subianto Mau Jatuhkan RI 1
Baca: Petaka Istri DN Aidit Pentolan PKI Usai G30S/PKI, Sempat Nyamar Namun Alami Hal Tragis Ini
Baca: Viral Pelajar Dibayar 50 Ribu Ikut Demo Tugas Busur Polisi, Ada Juga Sekuriti Nyamar Pakai Baju SMA
Baca: Sebab Sriwijaya Air Berhenti Operasi, Bangkrut? Bukan Karena Tiket Mahal, Bos Ungkap Masalah Besar
Baca: Siapa 2 Presiden Buruh Memilih Bertemu Presiden Jokowi di Istana Saat Mahasiswa Demo di Jalanan?
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
(*)
Baca: Kabar Tak Sedap Mulan Jameela Istri Ahmad Dhani Sahabat Prabowo Subianto Jelang Pelantikan di DPR
Baca: Dua Pemain Muda PSM Bela Timnas pada Turnamen di China. Tak Bisa Bela Klub Sepanjang Oktober?
Baca: Mus Mulyadi Ceritakan Detik-detik Kerusuhan, Warga Wamena Selamatkan Orang Makassar ke Gereja
Baca: Liga Champions - Kabar Buruk, Barcelona Terancam Tanpa 5 Pilar Lawan Inter. Lihat Jadwal Matchday II
Baca: Sebab Fahri Hamzah Tak di DPR Lagi Bukan Karena Gagal, Balas Dendam Setelah 15 Tahun, Gajinya Kini
Baca: Asal Usul Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Kaitan G30S/PKI, Bedanya Hari Lahir Pancasila 1 Juni