Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Deretan Dokter yang Otopsi Jasad Koban G30S/PKI, Sebut Tak Ada Tanda-tanda Penganiayaan

Masih soal sejarah kelam Gerakan 30 September atau biasa dikenal G30S/PKI. Sejumlah jenderal dibunuh dengan cara yang sadis dan tak manusiawi.

Editor: Rasni
Tribunnews
Deretan Dokter yang Otopsi Jasad Koban G30S/PKI, Sebut Tak Ada Tanda-tanda Penganiayaan 

Brigadir Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan adalah seorang pria yang lahir di Sumatera Utara pada 19 Juni 1925.

Jenderal Pandjaitan bersama para pemuda anak bangsa lainnya adalah sosok yang merintis pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). 

Diketahui bahwa TKR merupakan cikal bakal TNI saat ini.

Pada saat rumahnya didatangi oleh kawanan anggota OKI, Jenderal Pandjaitan masih menggunakan seragam militer lengkap.

Saat para anggota OKI membunuh pelayan serta ajudannya ia lalu menantang para pemberontak tersebut. 

Setelah Jenderal Pandjaitan menantang para pemberontak, tembakan dengan cepat menghujam badannya.

Jenazah Jenderal Pandjaitan oleh para pemberontak pun dibawa ke Lubang Buaya untuk dibuang. 

6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo diketahui  lahir di Kebumen pada 23 Agustus 1922.

Sama seperti jendaral yang lain beliau juga diculik di rumahnya serta dibunuh di Lubang Buaya.

Pada awalnya para penculik itu mengaku bahwa  Mayor Jendral Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno. 

Namun pernyataan para penculik itu tidak lah benar mereka berbohong kepada Mayor Jendral Sutoyo. 

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

7. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo

Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo lahir di Sragen pada  5 Februari 1923.

Berbeda dengan korban lainya pada saat persitiwa berdarah itu terjadi Brigjen Katamso sedang bertugas di Yogyakarta.

Brigjen Katamso kemudian diculik oleh para anggota PKI dan dipukuli tubuhnya dengan mortar motor.

Jasadnya lalu dimasukkan ke lubang yang sudah disiapkan anggota PKI.

Kejadian tersebut diketahui terjadi di kawasan Kentungan, Yogyakarata. 

Selain tujuh jenderal TNI di, PKI juga telah membunuh sejumlah anggota TNI dan Polri lainnya. 

Anggota yang gugur adalah AIP Karel Satsuit Tubu, Kapten Pierre Tendean, dan Kolonel Sugiono.

Diketahui bawha putri Jenderal TNI AH Nasution,  Ade Irma Suryani Nasution juga menghembuskan napas terakhir karena ditembak PKI saat malam peristiwa G30S/PKI

Sedangkan Jenderal TNI AH Nasution berhasil lolos dalam persitiwa tersebut.  

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

Ada 8 Jenderal yang akan Diculik dalam Peristiwa G30S/PKI,Siapa Brigjen Ahmad Sukendro yang Selamat?

Hingga kini masih banyak tudingan yang menyebut Partai Komunis Indonesia (PKI) berada di balik peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 atau kini dikenal dengan nama Gerakan 30S atau G30S.

Kabarnya PKI pun merencanakan penculikan terhadap delapan jenderal.

Namun faktanya Ahmad Yani Nasution atau AH Nasution lolos dari penculikan tersebut. 

Jenderal AH Nasution selamat, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean, menjadi korban penculikan PKI.

Dalam pertemuan terakhir operasi penculikan Dewan Jenderal di rumah Sjam Kamaruzzaman, di Salemba Tengah, pada Hari-H, 30 September 1965, ternyata ditaklimatkan nama delapan jenderal yang akan dijemput.

Tentara tampak menembakkan senjata untuk memburu pasukan yang terlibat dalam G30S di Jakarta ( 2 Oktober 1965,
Tentara tampak menembakkan senjata untuk memburu pasukan yang terlibat dalam G30S di Jakarta ( 2 Oktober 1965, (Getty Images via bbc)

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

Mereka adalah Jenderal AH Nasution, Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayjen Soewondo Parman, Mayjen R. Soeprapto, Mayjen Mas Tirtodarmo Harjono, Brigjen Donald Izacus Pandjaitan, Brigjen Soetojo Siswomihardjo, dan Brigjen Ahmad Soekendro.

Siapa Brigjen Ahmad Sukendro dan mengapa ia selamat dari penculikan?

Achmad Sukendro dilahirkan di Banyumas tahun 1923.

Seperti banyak anak muda seusianya, di zaman Jepang, ia memilih mendaftar menjadi anggota PETA.

Saat revolusi, Sukendro bergabung dengan Divisi Siliwangi. Nasution yang ‘menemukannya’ segera tahu dia bukan perwira biasa.

Cara berpikir dan kemampuan analisa Sukendro di atas rata-rata perwira lainnya.

Karena itu saat Nasution menjadi KSAD, ia menarik Sukendro sebagai Asintel I KSAD. Nyatanya, Sukendro tak mengecewakan.

Pada 1957, saat perwira-perwira daerah resah dengan kebijakan Jakarta dan berniat menuntut opsi otonomi, Sukendro – tentunya atas perintah Nasution – menggelar operasi intelijen.

Orang-orangnya masuk ke daerah dan menginfiltrasi pola pikir para perwira di daerah.

Hasilnya, saat suasana memuncak, praktis hanya komandan di Sumatra (PRRI) dan Sulut (Permesta) yang menyatakan diri berpisah dari Indonesia.

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

Dekat CIA, Dicurigai Dalang G30SPKI

Lainnya, menarik dukungannya dan tetap dalam kibaran Merah Putih.

Tak hanya dalam lingkup nasional saja kiprah Sukendro. Seiring dengan tugas belajar yang diperolehnya di Amerika Serikat (AS), ia juga sukses menjalin kontak dengan CIA.

Beberapa program kerjasama TNI dan CIA, mampir lewat tangannya.

Sampai-sampai ada anggapan pada masa itu, sosok Sukendro-lah temali utama yang menghubung Nasution dan juga Achmad Yani dengan CIA.

Bahkan dalam salah satu versi skenario Gestok, karena kecerdasan dan lobi baiknya dengan CIA, Sukendro disebut-sebut sebagai salah satu orang yang layak dicurigai sebagai dalang, seperti disebut dalam buku Menguak Misteri Kekuasaan Soeharto karangan FX. Baskara Tulus Wardaya

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

Kenapa Jadi Target PKI?

Jika di satu sisi dianggap sebagai dalang, sisi lain apa yang membuat Sukendro masuk dalam daftar bidikan PKI?

Sukendro termasuk sosok penting di tubuh militer. Namanya masuk dalam grup jenderal elite yang dekat dengan Nasution maupun Yani.

Belakangan grup ini dikenal sebagai Dewan Jenderal. Anggotanya 25 orang, namun empat motornya adalah Mayjen S Parman, Mayjen MT Haryono, Brigjen Sutoyo Siswomihardjo, dan Brigjen Sukendro sendiri.

Grup ini aktif melakukan counter politik untuk menandingi dominasi PKI. Nah, pokal Sukendro ini tentu saja membuat PKI geram.

Bagi PKI, perwira intelektual yang satu ini adalah bahaya laten.

Sayangnya, Soekarno meminta Sukendro menjadi anggota delegasi Indonesia untuk peringatan Hari Kelahiran Republik Cina, 1 Oktober 1965. Selamatlah dia dari korban penculikan.

Pantesan Luna Maya Betah Pacaran dengan Ariel Noah, Terungkap Lewat Pernyataan Sederhana Ini

Deretan Foto-foto Atta Halilintar Disebar Bebby Fey, Mulai dari Ranjang Hotel Sampai di Mobil

Veronica Tan Ogah Terpuruk! Kesibukan Terbaru Mantan Istri Ahok & Mantan Ajudan Puput Nastiti Devi

Selepas peristiwa itu, peran Sukendro mulai tersisih oleh kiprah Ali Moertopo.

Ia tidak bisa membendung jaring-jaring intelijen Ali yang kemudian mempercepat keruntuhan Soekarno.

Namun, setidaknya, Sukendro masih mencoba berupaya. Apa yang disebut mantan Dubes Kuba dan juga teman dekat Soekarno, AM Hanafi, dalam biografinya memperlihatkan hal itu.

Pada 11 Maret 1966, ketika Presiden diikuti para waperdam tergopoh-gopoh menuju Bogor karena takut dengan Pasukan Kemal Idris, Sukendro menyarankan AM Hanafi untuk mengejar presiden dan menempelnya di mana pun juga Soekarno berada.

“Jangan tinggalkan Bapak sendirian,” kata Sukendro. Sepertinya insting intelijen Suekndro masih cukup tajam untuk membaca arah zaman.

Sayang, AM Hanafi hanya bisa menyesal karena tak kebagian helikopter pada hari itu.

Petang itu juga juga utusan Soeharto berhasil mendapatkan surat penyerahan kekuasaan (Supersemar).

Ketika Soeharto naik ke puncak kekuasaan, bintang Sukendro praktis redup. Namun meski tenggelam ia tak lantas terdiam.

Akui Keberadaan Dewan Jenderal, Lalu Dipenjara oleh Soeharto

Dalam sebuah kursus perwira di Bandung, ia secara mengejutkan mengakui keberadaan Dewan Jenderal.

Akibatnya, Soeharto yang notabene juga rekan dekatnya, lewat tangan Pangkopkamtib Jenderal Sumitro menggiringnya untuk ikut merasakan dinginnya sel RTM Nirbaya Cimahi selama 9 bulan. Tentunya tanpa pengadilan.

 Lepas dari tahanan, Sukendro ditampung Gubernur Jateng, Supardjo Rustam. Ia diberi kepercayaan mengelola perusahaan daerah Jateng.

Meski demikian, radar Soemitro tak serta merta mendepaknya. Setiap kali terdengar ada gerakan antipemerintah, Sukendro adalah orang pertama yang didatangi Soemitro.

“Tidak ada orang intelijen yang lebih hebat daripada dia. Karena itu saya selalu mencurigainya,” kata Mitro.

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Dokter yang Lakukan Otopsi Jasad Koban G30S/PKI Ungkap Tidak Ada Tanda-tanda Penganiayaan, https://wow.tribunnews.com/2019/09/30/dokter-yang-lakukan-otopsi-jasad-koban-g30spki-ungkap-tidak-ada-tanda-tanda-penganiayaan?page=all.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved