BREAKING NEWS: Puluhan Mahasiswa STAI DDI Pangkep Demo di Taman Musafir dan DPRD Pangkep
Mereka turun ke jalan, dengan tuntutan menolak RUU KPK, menolak KUHP dan meminta agar pelaku penembakan dan penabrakan terhadap mahasiswa pendemo dico
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKAJENE-- Puluhan mahasiswa STAI DDI Pangkep melakukan demo di Taman Musafir dan Kantor DPRD Pangkep, Senin (30/9/2019).
Pantauan TribunPangkep.com demo di depan Taman Musafir berlangsung pukul 15.10 Wita.
Fahmi Massiara Raih Penghargaan Indonesia Award 2019, Akan Disiarkan Langsung di TV Nasional
Alami Lakalantas dan Patah Tulang Saat Pemilu, Bawaslu Sulsel Santuni Ketua Panwascam Enrekang
Tumbang di Gunung Bromo, Ini Profil Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf
Golkar Makassar Serahkan 15 Nama Balon Wali Kota ke DPD I Golkar Sulsel
Sekolah Toyota Bantaeng Ajarkan Ilmu Otomotif ke Seluruh Indonesia
Puluhan mahasiswa berorasi dan menutup jalan.
Setelah itu, sekitar 100 meter mereka berjalan menuju kantor DPRD Pangkep untuk melakukan demo.
Demo di depan kantor DPRD Pangkep sekitar pukul 15.27 Wita dan mereka diterima anggota DPRD Pangkep yang baru.
Mereka turun ke jalan, dengan tuntutan menolak RUU KPK, menolak KUHP dan meminta agar pelaku penembakan dan penabrakan terhadap mahasiswa pendemo dicopot dari jabatannya.

Demo masih berlangsung di depan kantor DPRD Pangkep.
TribunPangkep.com akan mengirim laporan lengkapnya. (*)
Tak Sampai Rp 1 Juta, Gaji Honorer Tim Reaksi Cepat BPBD di Pangkep Cuma Dapat Segini Per Bulan
- Gaji honorer Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangkep cuma Rp 650 ribu perbulan.
Jumlah itu adalah jumlah terendah yang diterima, para honorer yang bekerja di lapangan dengan jadwal yang tidak menentu sesuai peristiwa alam.
Plt Kepala BPBD Pangkep, Kallang Ambo Dalle mengatakan gaji tersebut paling rendah diberikan kepada tenaga honorer di BPBD Pangkep.
"Itu termasuk gaji Tim Reaksi Cepat (TRC) yang minimal mereka digaji Rp 20 ribu hingga Rp 45 ribu perhari," ungkapnya kepada TribunPangkep.com, Senin (30/9/2019).
Gaji seperti itu kata Kallang sangat tidak mencukupi bagi tenaga honorer dengan kerja lapangan yang menguras tenaga.
"Meski ada piket bergantian, tetapi menurut saya gaji mereka tidak mencukupi, tidak sebanding dengan kerja keras mereka di lapangan," ujarnya.